Kamis 07 Jan 2016 05:44 WIB

Koleksi Hijab Perdana Dolce & Gabbana Sederhana dan Elegan

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nur Aini
The Abaya dari Dolce & Gabbana
Foto: elle.com
The Abaya dari Dolce & Gabbana

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Salah satu rumah fashion ternama dunia, Dolce & Gabbana atau akrab dikenal D & G, merilis koleksi hijab dan abaya perdana.  

Koleksi busana Muslim pertama milik rumah fashion yang berbasis di Milan, Italia, ini dirilis secara online melalui situs Style.com/Arabia pada Ahad (3/1) lalu. D & G menampilkan 14 fitur koleksi busana yang keseluruhannya bernuansa warna hitam dan nude.  Warna-warna cenderung gelap ini menunjukkan karakter yang sesuai dengan selera wanita-wanita Timur Tengah.

Koleksi hijab dan abaya pertama Dolce & Gabbana dirancang khusus dengan tema musim semi dan musim panas. Rumah fashion yang sudah berdiri sejak 1985 ini sedari awal fokus pada rancangan-rancangan bertema kemewahan. Namun kali ini, Dolce dan Gabbana menawarkan gaya baru fashion Muslim yang penuh kesederhanaan tetapi tetap elegan.

Rancangan dilengkapi aksen renda dengan motif bunga berwarna cerah seperti kuning, merah dan putih. Untuk menambah sisi elegan, Dolce & Gabbana menambahkan aksesoris tambahan seperti kacamata dan tas dengan warna-warna kontras. Sementara, sisi kesederhanaan tampak dari potongan lurus dan longgarnya.

Sebagai perancang, Gabbana sendiri mengaku terpikat dengan budaya Timur Tengah. Kecintaannya terhadap Timur Tengah juga terlihat dari koleksi rancangan busana pret-a-porter dari abaya yang baru saja ia selesaikan.

Dolce & Gabbana adalah merek terbaru yang akhirnya juga memutuskan untuk memperlebar pasar ke konsumen Muslim. Langkah yang diambil Dolce & Gabbana ini telah lebih dulu dilakukan oleh H&M, perusahaan ritel pakaian asal Swedia, serta perusahaan ritel pakaian Uniqlo.

Sebelumnya, Tommy Hilfiger dan DKNY juga telah meluncurkan koleksi khususnya di bulan suci Ramadhan. Sementara, perancang busana populer asal Filipina, Monique Lhuiller, merancang koleksi kaftan khusus untuk Moda Operandi. Tak ketinggalan, retailer mewah Net-a-Porter menggalakkan kampanye khusus berjudul 'The Ramadan Edit'.

"Secara global, populasi Muslim banyak terdiri dari anak-anak muda serta bonus pertumbuhan demografi," kata penulis buku Muslim Fashion: Contemporary Style Cultures sekaligus profesor kajian budaya di London College, Reina Lewis, seperti dilansir au.lifestyle.yahoo.com, Rabu (6/1). "Hal ini membuat Muslim menjadi segmen pasar yang sangat penting bagi usaha apapun."

Menurut laporan yang dihimpun oleh Thomson Reuters dari 2014 hingga 2015, daya beli Muslim terhadap pakaian dan alas kaki tercatat sangat tinggi dan akan terus mengalami peningkatan mencapai 484 miliar dolar AS pada 2019. "Pasar untuk komoditas Islam mulai melirik kuliner dan keuangan," kata Lewis menambahkan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement