REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Edukasi mengenai pentingnya Air Susu Ibu (ASI) bagi bayi dinilai masih kurang dan kalah dengan gencarnya iklan dari susu formula.
"Di Indonesia, edukasi mengenai pentingnya ASI masih kurang. Masih kalah dengan iklan susu formula. Tak hanya iklan mereka juga membujuk tenaga kesehatan," ujar Praktisi ASI, FB Monika, dalam seminar keorangtuaan yang diselenggarakan SMA Terpadu Krida Nusantara di Jakarta, Sabtu (21/11).
Perusahaan susu formula, sambung dia, menjadikan Indonesia sebagai pasar yang penuh potensi. Setiap tahunnya, terdapat empat juta kelahiran.
Padahal kebutuhan bayi baru lahir hingga berusia enam bulan dapat tercukupi dengan ASI. Setelah itu dilanjutkan dengan ASI yang disertai dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Sayangnya, sebagian besar orang tua di Tanah Air masih berpikiran susu formula yang paling utama. "Itu merupakan salah kaprah yang terjadi di masyarakat. Ada tukang becak yang penghasilannya Rp500.000 sebulan, tapi Rp400.000 habis untuk susu. Padahal, kalau dia mendorong istrinya untuk memberikan ASI, tak perlu mengeluarkan uang yang sedemikian besarnya setiap bulannya," katanya.
Masih kurangnya edukasi mengenai ASI di Tanah Air, juga disebabkan kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan akan manfaat menyusui.
Monika menyebut kurikulum di fakultas kedokteran belum membahas permasalahan laktasi secara utuh. Jadi perlu adanya pendidikan khusus mengenai laktasi.
"Sangat disayangkan, banyak tenaga kesehatan yang terbujuk dengan rayuan perusahaan susu formula, untuk memberikan susu formula pada bayi pasiennya," ujarnya.
Meski demikian, ada beberapa kasus tertentu yang mengharuskan anak harus mengonsumsi susu formula sebagai pengganti ASI misalnya anak mengalami malnutrisi. Salah satu upaya yang diperlukan adalah edukasi mengenai pentingnya ASI melalui komunitas-komunitas peduli ASI.
Bahkan di sejumlah negara maju, edukasi mengenai pentingnya ASI sudah diberikan sejak sebelum menikah. Hingga saat ini, angka ibu menyusui di Tanah Air belum mencapai target dari WHO yang menargetkan 50 persen pemberian ASI ekslusif pada bayi. Jumlah angka menyusui di Tanah Air baru 41 persen.