Senin 01 Dec 2025 23:41 WIB

Makanan untuk Korban Bencana Disarankan yang Siap Saji dan Daya Simpan Panjang

Makanan bisa menimbulkan masalah kesehatan apabila tidak diolah secara aman.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Warga korban banjir menerima bantuan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Aceh, Sabtu (29/11/2025). Sebanyak 94 SPPG dari 14 Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh secara total telah mendistribusikan 282.000 paket makanan. Seluruh Koordinator Wilayah maupun para Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) ikut hadir di garda terdepan untuk masyarakat terdampak bencana. Pengalihan penerima manfaat MBG kepada warga terdampak banjir karena selama terjadinya bencana banjir sekolah-sekolah diliburkan.
Foto: Dok BGN
Warga korban banjir menerima bantuan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Aceh, Sabtu (29/11/2025). Sebanyak 94 SPPG dari 14 Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh secara total telah mendistribusikan 282.000 paket makanan. Seluruh Koordinator Wilayah maupun para Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) ikut hadir di garda terdepan untuk masyarakat terdampak bencana. Pengalihan penerima manfaat MBG kepada warga terdampak banjir karena selama terjadinya bencana banjir sekolah-sekolah diliburkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas Penanggulangan Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Kurniawan Taufiq Kadafi, mengingatkan pentingnya memperhatikan jenis makanan yang diberikan kepada anak-anak di lokasi pengungsian bencana Sumatera. Menurut dia, bantuan makanan justru bisa menimbulkan masalah kesehatan apabila tidak dapat diolah secara aman.

Dokter Kadafi mengatakan banyak makanan kering yang dibawa ke lokasi bencana membutuhkan air bersih untuk pengolahannya. Namun, keterbatasan air bersih di pengungsian sering membuat makanan tersebut dikonsumsi tanpa dimasak.

Baca Juga

"Saya sering lihat kalau bawa mi instan ke sana, yang terjadi dikremes sama anak-anak lalu dimakan mentah. Padahal cuci tangannya pun tidak," kata dr Kadafi dalam diskusi media yang digelar secara daring, dipantau di Jakarta, Senin (1/12/2025).

la menyarankan agar bantuan makanan sebaiknya berupa makanan siap saji dengan daya simpan panjang dan tidak mudah basi, agar aman dikonsumsi dalam kondisi darurat. Dokter Kadafi juga mengingatkan bahwa bayi, terutama yang berusia di bawah satu tahun, memiliki risiko tinggi terpapar penyakit bila mendapat makanan yang tidak sesuai. Karena itu, IDAI menegaskan bahwa air susu ibu harus diprioritaskan pada situasi darurat seperti sekarang.

la menjelaskan bahwa keterbatasan air bersih dan bahan bakar juga membuat penggunaan susu formula berpotensi berbahaya. "Ketika orang datang saat bencana banyak membawa bantuan susu formula, tapi sering tidak mempertimbangkan apakah airnya bersih atau apakah orang tua paham cara menyiapkan susu formula dengan benar. Karena jika tidak benar maka meningkatkan risiko diare, malnutrisi, dan kematian bayi," kata dr Kadafi.

IDAI menegaskan bahwa susu formula hanya boleh diberikan dalam kondisi sangat terbatas, seperti pada bayi piatu atau ketika ibu benar-benar tidak dapat menyusui dan relaktasi tidak memungkinkan. Selain itu, distribusi dan penggunaan susu formula harus diawasi tenaga kesehatan terlatih. Bahkan ketika susu formula diberikan, persediaannya harus dijamin berkelanjutan agar bayi tidak kekurangan di tengah masa darurat.

Untuk memastikan kesehatan bayi tetap terjaga, IDAl juga mendorong pemerintah serta relawan untuk menyediakan ruang menyusui yang nyaman dan menjamin privasi ibu. Selain itu, dukungan dari sesama ibu maupun pendampingan praktis terkait menyusui juga dinilai penting.

"Memprioritaskan akses makanan dan air bersih serta memberikan pendampingan menyusui adalah langkah krusial," kata dr Kadafi.

IDAl juga telah menyediakan panduan penanggulangan bencana yang bisa diakses melalui kanal media sosial IDAI. Panduan ini diharapkan bisa membantu relawan dan masyarakat memahami prosedur pemberian makan bayi yang aman saat bencana.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement