REPUBLIKA.CO.ID, Pernahkah mengomeli anak yang ingin curhat? Atau justru galak pada anak saat ia ingin mengatakan sesuatu. Waspada, perilaku seperti ini berulang membuat anak mencari perhatian pada orang lain.
Hubungan tidak sehat seperti ini yang membuat anak lebih suka berkumpul dengan teman-temannya. Mereka lebih suka bercerita tentang apapun bersama teman-temannya. Tidak menutup kemungkinan jika terjadi pada anak remaja yang sudah memiliki kekasih mereka cenderung akan menceritakan semua keluh kesahnya pada orang yang dianggapnya lebih peduli, lebih menganggap kehadirannya.
"Kalau orang tua tidak memiliki waktu luang, anak akan merasa dirinya diabaikna. Ini tentu saja sangat rentan, anak jadi jarang pulang. Kalau dekat dengan orang tua mereka tidak akan seperti itu," ujar praktisi pendidikan anak, Edy Wiyono atau lebih dikenal Ayah Edy, kepada Republika.co.id.
(baca: Ayah Edy Sarankan Ini untuk Optimalkan Waktu dengan Anak)
Inilah pentingnya, membina hubungan harmonis dan komunikasi yang hangat di dalam rumah. Jika hal dasar saja gagal, maka anak-anak akan tumbuh dengan hati yang terluka karena tidak mendapatkan perhatian di dalam rumahnya sendiri sehingga ia harus mencarinya di luar.
"Maka belajarlah juga menjadi teman untuk anak Anda," ujar Ayah Edy
Menurutnya, saat anak-anak masih kecil memang betul anak-anak membutuhkan tuntunan dan orang tua akan selalu berada di depannya untuk memberikan contoh, karena anak adalah peniru terbaik. Akan tetapi, saat anak memasuki usia remaja peran ayah kini tidak lagi menuntun tapi menggandeng.
"Kalau digandeng itu artinya kita berada di sebelahnya, kalau anak usia remaja ini kalau ada apa-apa kita ajak ngobrol. Manfaatnya apa, bahayanya apa, kita buat kesepakatannya, kalau dilanggar perjanjiannya bagaimana," ujar Ayah Edy.