Rabu 11 Nov 2015 06:16 WIB
Hari Pahlawan

Bertamu ke Rumah Pengasingan Cut Nyak Dien

Rumah pengasingan Cut Nyak Dien di Sumedang.
Foto: angga/republika
Rumah pengasingan Cut Nyak Dien di Sumedang.

Peninggalan itu disimpan dan dirawat rapi dalam lemari tua yang juga peninggalan H Ilyas. Selain itu, tak ada lagi peninggalan tersisa. Hanya beberapa baju peninggalan Neng Aisyah, istri dari H Ilyas yang katanya sempat dikenakan Cut Nyak Dien. Satu hal lagi yang dikenang keluarga ini tentangnya, Cut Nyak Dien tak sudi menggunakan barang yang merupakan pemberian Belanda.

Di ruang tamu, terdapat lukisan besar sosok sang pejuang. Lukisan terlihat tua lantaran warna piguranya yang sedikit memudar. Lukisan tersebut merupakan pemberian langsung dari Aceh, dari keturunan keluarga Cut Nyak Dien di sana.

"Kiriman dari H Mujamil, generasi ke-4 Cut Nyak Dien," ujarnya menjelaskan. 

Secara keseluruhan, bangunan ini merupakan bentuk baru setelah rumah ini sempat roboh dan rata dengan tanah pascagempa Tasik 2009 silam. Meski demikian, sempat diingat Dadang, ada sebagian lain yang masih dipertahankan. Seperti bilik pembatas antara ruang tamu dan keluarga, serta 18 pilar kayu Jati sebagai penyangga dasar rumah bermodel panggung tersebut.

"Satu senti pun tidak bergeser dari bangunan lamanya," kata Dadang meyakinkan.

Pahit getir didapat Dadang dalam mempertahankan rumah ini. Diceritakan, Dadang yang menanggung semua biaya sebagian besar rehabilitasi rumah pascagempa. Menurutnya, sebagian pihak berwenang terkesan lempar tangan atas penanggungan biaya rehab bangunan ini.

"Rp 130 juta," ujarnya. Dana itu didapatnya setelah ia dan istri, menjual rumah mereka lainnya. Dana lain dari pemerintah pusat dan bantuan dari pemerintah Aceh, sempat dihitungnya tak lebih dari Rp 20 juta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement