Senin 26 Oct 2015 20:47 WIB

Tips Mengatasi Anak Remaja yang Sering Bad Mood

Rep: c30/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah anak remaja berkumpul pada malam hari. (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Sejumlah anak remaja berkumpul pada malam hari. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua sering kali dibuat dengan anak usia 13 tahun yang sedang marah. Di usia tanggung seperti itu, mereka sudah tidak lagi bisa didiamkan dengan permen ataupun mainan.

Emosi anak-anak juga berkembang menurut tingkatan usia, pengalaman, dan faktor lingkungan. Saat usia balita, saat mereka menangis orang tua bisa menenangkannya hanya dengan memberikan mereka es krim. Sementara saat usianya remaja, ekspresi murung seakan berkata "aku benci semaunya" namun kadang mereka juga marah tanpa alasan.

Peneliti Belanda melakukan studi selama lima tahun di 474 sekolah tinggi menengah untuk melihat kestabilan emosi dan perkembangan remaja dari usia 13 hingga 18 tahun. Dilansir dari realsimple, Senin (26/10), Saat usia 12 tahun, 40 persen anak-anak cenderung berprilaku agresif. Mereka menuliskan segala jenis emosi mereka pada akun jejaring sosial, baik sat marah, saat bahagia, saat cemas, dan hal tersebut erjadi berturut-turut.

Kemudian terjadi peneliti mulai menemukan suasana hati yang mulai naik turun hingga kemudian secara bertahap suasana hati mulai stabil, mereka mulai dapat mengontrol kadar emosi yang hadir setelah lima tahun.

Hasil penelitian menunjukkan, suasana hati mulai teratur, kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, sudah mulai stabil. Kemudian banyak dari mereka mulai bernegosiasi dengan jam malam, dan mulai memantau perasaan mereka sendiri, mulai introspeksi. Namun satu hal yang nampaknya tidak berpengaruh, yaitu tingkat kecemasan.

Kecemasan akan terus berfluktuasi, naik, turun, kemudian berduri. Hal ini terjadi, karena semakin meningkatnya usia, maka tanggung jawab yang diterima juga menjadi lebih besar.

Bagaimana cara orang tua mengetahui kabar suasana hati anaknya? Menurut penulis Dominique F. Maciejewski, secara umum anak-anak seing kali terlihat murung pada awal-awal masa remaja. Berdasarkan penelitian, kondisi emosional mereka yang naik turun berdasarkan suasana hati. Maka untuk mengetahui penyebabnya, caranya para orang tua harus lebih memantau lagi, lebih dekat lagi untuk mengetahui perubahan ektrim terkait masalah emosional, perilaku, dan interpersonal mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement