REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah riset terbaru menunjukan angka kasus Autisme di Australia semakin meningkat dikalangan anak-anak. Sektor pendidikan diminta bersiap menghadapi kondisi semakin banyak pelajar autisme di sekolah mereka.
Peneliti dari Institut Riset Anak Murdoch mendapati ada 1,5 persen dari seluruh anak berusia 10 dan 11 tahun di Australia yang memiliki kondisi kelainan spektrum autisme. Sementara kasus autisme yang lebih tinggi terjadi dikalangan anak berusia lebih muda, 4-5 tahun yakni sebesar 2,5 persen.
Belum diketahui pasti apa penyebab dari kondisi ini, tidak tertutup kemungkinan juga karena diagnosa kasus autisme yang semakin efektif.
Dr Emma Sciberras dan timnya dari Institut Riset Anak Murdoch mempelajari perkembangan 10 ribu anak dari berbagai macam latar belakang studi mereka.
"Apa yang kita akan lakukan adalah terus mengikuti kelompok ini untuk melihat apakah atau tidak kondisi ini merupakan pergeseran ke arah diagnosis yang lebih muda atau apakah diagnosis akan terus meningkat," katanya.
Dr Sciberras mengatakan tidak jelas apakah perbedaan prevalensi ini terwakili dalam meningkatnya diagnosis autisme.
"Bisa jadi data ini menunjukkan pergeseran ke usia diagnosis yang lebih muda pada anak-anak."
Dr Greg Rowell, dokter anak di RS Anak Sydney dan RS Royal Prince Alfred mengatakan dia melihat kasus autisme baru pada anak usia pra sekolah dibawah usia 3 tahun hampir setiap pekan atau dua pekan sekali.
"Menurut saya jumlah diagnosa kasus autisme memang sudah pasti meningkat, tapi meski masih bisa diperdebatkan..menurut saya metode mendiagnosa anak autisme yang dilakukan memang sudah semakin baik," katanya.
Lebih dari 80 persen dan semua anak-anak yang didiagnosa memiliki kelainan spektrum autisme dalam studi ini adalah anak laki-laki, yang menurut Dr Rowell sesuai dengan apa yang disaksikannya dalam prakteknya sehari-hari.
"tidak diragukan lagi anak laki-laki bisa 4 -5 kali lebih berpeluang terdiagnosa memiliki spektrum autisme dibandingkan anak perempuan," katanya.
Dr Rowell mengakui peneliti masih belum bisa memahami mengapa hal itu terjadi tapi kemungkinan besar karena terkait dengan kelemahan genetis pada laki-laki.
Dr Rowell juga berpendapat salah satu kemungkinan alasan kasus autisme meningkat adalah karena kondisi ini berkembang biak di masyarakat.
"Kesimpulan ini muncul pada pemikiran mengapa kejadian autisme bisa meningkat dan itu mungkin terjadi karena ada orang-orang yang membawa kecenderungan genetik dan mereka saling bertemu dengan orang-orang yang juga memiliki kecenderungan genetik yang sama dan itu disebut perkawinan asortatif."
Apapun penyebabnya pakar mengatakan sekolah-sekolah di Australia perlu bersiap dengan meningkatnya jumlah pelajar autistik di sekolah mereka.
Vicki Gibbs seorang psikologi klinis dan manajer di Spektrum Autisme Australia mengatakan anak dengan autisme memiliki kebutuhan khusus yang beragam dan karena itu perlu dipastikan para guru memiliki pendidikan mengenai hal itu dan ada SDM yang juga tersedia di sekolah untuk melayani anak autisme,"
"Selain itu ketika mereka lulus, kita juga harus memikirkan bagaimana bisa mendukung mereka dari transisi dari lingkungan yang mendukung ke dunia dewasa, kita perlu program yang dapat membantuk mereka dalam masa transisi tersebut,"
"Mereka adalah pembelajar jangka panjang, jadi bukan hanya sekedar lulus sekolah, tapi juga perlu diperhatikan apakah mereka mengalami kemajuan atau tidak."
Menurut Gabbs perbaikan juga diperlukan di sektor pendidikan bagi remaja dan dewasa. "Anak muda penderita autisme dapat sangat diuntungkan dengan adanya program lanjutan pascalulus sekolah yang dapat membantu mereka menjadi mandiri, dan bisa melakukan pekerjaan dan mendapatkan pekerajaan yang mereka sukai dan atau bisa menjadi bagian dari masyarakat secara umum untuk dapat berbaur dengan masyarakat dan membangun hubungan."
sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-08-25/semakin-banyak-anak-autisme-di-australia/1485652
Advertisement