REPUBLIKA.CO.ID, Anak-anak biasanya menyukai makanan atau minuman manis, seperti permen, cokelat,es krim, dan lainnya. Rasanya memang enak, tapi dampaknya yang kurang baik jika anak mengonsumsinya dalam jumlah banyak dan rutin setiap hari.
Karena itu, Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Sri Sukmaniah MSc, SpGK menyarankan agar orang tua terutama para ibu, tidak mengenalkan anak pada makanan dan minuman manis berkalori tinggi.
Untuk minuman manis, satu kaleng air manis dan bersoda mengandung sebanyak 220 kalori per kaleng. Ini akan menyumbang kalori banyak jika dikonsumsi lebih dari satu kaleng per hari.
“Kalau sudah dikenalkan sejak dini maka anak akan menuntut terus, lama-kelamaan anak akan mengalami obesitas. Prevalensi obesitas pada anak makin ke sini makin banyak. Karena itu jangan perkenalkan makanan atau minuman manis sejak dini,” tambahnya.
Menurutnya, akan lebih sulit menghentikan kebiasaan anak mengonsumsi makanan dan minuman manis, daripada mencegahnya. Kalau sudah terbiasa maka anak akan terus menuntut. Makanan berkalori tinggi sering tak dianggap sebagai makanan, tapi hanya sebagai camilan, karena itu sadarilah efek sampingnya.
Salah satu upaya mencegahan obesitas selain tak mengenalkan anak pada makanan dan minuman manis, juga ajarkan anak untuk mengonsumsi air putih dalam jumlah cukup. Jika anak terhidrasi dengan baik, maka pada dewasa bisa memanagement berat badan dengan baik juga membantu memperlancar BAB.
Daripada mengenalkan anak pada makanan dan minuman manis, sebaiknya kenalkan anak pada air putih. Kapan saat yang tepat? Yaitu saat anak sudah mengenal MPASI, saat usia enam bulan. Air putih bisa menjadi tambahan dalam makanan anak, juga bisa dikonsumsi begitu saja.