REPUBLIKA.CO.ID, Reinforcement merupakan salah satu konsep belajar dalam tumbuh kembang anak. Metode ini lebih berfungsi dengan baik karena orang tua tidak terkesan menghukum kesalahan yang diperbuat anak.
Reinforcement dapat diterapkan dengan cara menumbuhkan terlebih dahulu kebiasaan yang sudah sering dilakukan oleh anak.
Menurut Efnie Indrianie, MPsi, psikolog keluarga, reinforcement itu terdiri dari dua bagian, yaitu reinforcement positif dan reinforcement negatif. Reinforcement positif merupakan satu perlakuan yang diberikan orang tua dengan tujuan untuk menguatkan satu perilaku yang orang tua inginkan. Misalnya ketika anak mengerjakan PR tepat waktu berarti orang tua akan bisa memberikan kesempatan anak untuk bermain game selama 30 menit setiap hari.
Sedangkan reinforcement negatif berarti orang tua berupaya menghilangkan satu kenyamanan dan kesenangan pada anak dengan tujuan supaya dia kembali kepada perilaku yang orang tua harapkan. Contohnya saat anak tidak mengerjakan PR tepat waktu, maka jatah main game yang seharusnya 30 menit menjadi 10 menit saja, dan hal itu sangat tidak menyenangkan bagi anak.
Jadi reinforcement berbeda dengan memberikan hukuman yang justru menyakitkan perasaan anak. Reinforcement lebih kepada mengurangi sesuatu yang menyenangkan anak.
Penerapan seperti ini dapat efektif dimulai dari usia anak empat tahun, karena pada usia tersebut anak sudah cukup mengenal konsep asosiasi.