Kamis 16 Nov 2017 10:38 WIB

Kekerasan tak Pernah Efektif Tangani Masalah Anak

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Indira Rezkisari
Ibu dan anaknya.
Foto: Antara
Ibu dan anaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus kekerasan anak yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri kembali mencuat setelah seorang ibu tak sengaja membunuh anaknya sendiri. Himpitan ekonomi mengakibatkan sang ibu tak kuasa menumpahkan kekesalannya pada buah hatinya.

Praktisi parenting, Najeela Shihab, mengungkapkan kesedihannya atas kasus tersebut. Najeela mengungkapkan kebanyakan kekerasan muncul bukan karena kesalahan atau perilaku sang anak. Kekerasan tersebut muncul akibat keadaan emosional orang tuanya atas permasalahan disekitar.

"Masalah utamanya itu emosi si orang tua yang menyebabkan dia menggunakan kekerasan. Kekerasan yang dilakukan pasti nggak langsung besar, dari yang kecil lalu terjadi ekskalatif," ujar Najeela.

Hal ini oleh Najeela disebut lingkaran kekerasan. Di awal kekerasan yang terjadi pasti hanya sekedar cubitan atau pukulan kecil. Namun lama-kelamaan karena orang tua terjebak pada siklus yang sama, tingkat hukuman menjadi lebih besar dan parah.

"Kekerasan tidak pernah efektif dan kekerasan tidak akan menghentikan perilaku negatif. Berhenti tapi hanya periode tertentu. Sehingga orang tua berpikiran kalau lebih keras anak bakal berhenti nggak ya, kalau lebih parah anak kapok nggak ya?" ucap Najeela.

Banyak orang tua yang emosi hingga lepas kendali karena ada tekanan lain. Yang kebanyakan tidak ada hubungan dengan sang anak. Tekanan biasanya ada disekitar yang berhubungan dengan ekonomi, lingkungan, bahkan keluarga. Baik anak maupun pelaku kekerasan adalah korban dari tekanan yang ada.

"Emosi itu wajar apalagi kalau khawatir atau cemas. Tapi kalau emosi yang berbahaya sampai kekerasan itu karena ada aspek lain yang tidak berhubungan sama anak. Biasanya tekanan seperti keluarga, pekerjaan, ekonomi, dan lingkungan. Anak hanyalah korban. Si ibu juga korban," ujar psikolog lulusan Universitas Indonesia itu.

Najeela juga mengungkapkan dirinya berulang kali menyatakan jangan pernah mencoba kekerasan. Jangan sekalipun didekati. Karena sekali dicoba akan cenderung semakin besar dan kasar tindakannya. Dan anak jika terus diperlakukan dengan kekerasan perlawanannya juga semakin banyak.

Hukuman fisik tidak membuat anak belajar dari kesalahannya. Sementara kesalahan ada agar anak dapat belajar mengenai kesalahannya dan tidak mengulang kembali. Sikap orang tua yang tenang dan tidak emosional lah yang dapat membuat proses belajar yang lebih baik.

"Begitu anak dihukum apalagi dengan fisik itu tidak ada proses belajarnya. Yang ada hanya memuaskan emosi orang tua saja," lanjut Najeela.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement