REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan ini, Mariana (34), ibu dari Abi (4 thn) merasa kewalahan dengan tingkah laku anak tunggalnya yang kian aktif. “Sejak usia 3,5 tahun, perubahan perilaku Abi terlihat jelas. Bila sebelumnya ia hanya banyak bertanya, kini ia lebih aktif, sering berteriak dan berlarian,” ujarnya.
Bahkan saat menonton televisi pun Abi tidak bisa diam. Ia akan menonton sambil berlarian atau melompat-lompat di atas sofa. Berulang kali Mariana memberi tahu Abi supaya lebih tenang tapi ucapannya tak pernah didengar.
“Setiap kali dilarang, Abi malah melakukan apa yang tidak boleh. Saya sampai tak bisa melakukan banyak hal karena kewalahan mengawasinya,” keluh Mariana.
Bukan itu saja, jadwal tidur malam Abi kini juga berubah menjadi lebih larut.
“Sebelumnya jam 9 Abi sudah terlelap. Sekarang jam 10 dia masih terjaga dan minta ditemani bermain oleh saya atau Ayahnya. Padahal kami sendiri sudah lelah dan mengantuk,” tambah Mariana yang bingung harus bagaimana menyikapi tingkah polah buah hatinya yang seperti tak pernah kehabisan energi.
Meski tampak seperti suatu masalah, sikap yang diperlihatkan Abi sebenarnya tergolong wajar. Menurut psikolog Linda Budd, yang juga penulis buku Living with the Active-Alert Child, anak seperti Abi memiliki energi tinggi, sehingga ia menjadi sangat aktif dalam bergerak dan berpikir. Fase ini biasanya dimulai saat anak memasuki usia 4 tahun.
Tak perlu resah bila anak Anda tergolong aktif, kata pengajar bidang pendidikan khusus, Arlene Reyes. Yang sebaiknya dilakukan orang tua adalah mencarikan alternatif kegiatan bagi anak untuk menyalurkan energi berlebihnya itu. Berikut 8 contoh penting yang layak Anda coba dikutip dari www.parentsindonesia.com.
Berikan beragam permainan yang mengasah otak
Menurut Reyes, anak dengan energi tinggi harus diberi kegiatan. Ini bisa jadi saat yang tepat bagi orang tua untuk memancing kreativitas anak dengan menyediakan berbagai permainan yang melatih ketangkasan berpikirnya. Mulai dari puzzle, scrabble, menyusun balok, membangun lego, atau menciptakan mainan dari kardus bekas.
Daftarkan dalam klub olahraga
Ini salah satu pilihan yang terbaik, karena mendorong anak untuk banyak bergerak dan menjadi bugar. Menurut Reyes, setiap anak yang aktif sebaiknya memiliki jadwal berolahraga yang rutin setiap hari, karena adanya kebutuhan untuk terus bergerak. Tanyakan kepada anak, olahraga apa yang ia suka. Beberapa yang dapat Anda pertimbangkan misalnya, berenang, sepak bola, karate, taekwondo, atau bulutangkis. Atau, bila ia tertarik dengan tarian, bisa juga Anda ikutkan dalam kelas menari atau balet. Aktivitas fisik seperti olahraga dan menari juga bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan koordinasi anak, melatihnya untuk disiplin dan menjadi lebih fokus.
Batasi waktu menonton televisi
Anjuran dari American Academy of Pediatrics tak lebih dari dua jam dalam sehari. Itu sudah termasuk bermain games di laptop, ponsel, serta komputer tablet. Alih-alih membuat anak tenang, aktivitas ini ternyata dapat merangsang anak untuk menjadi lebih aktif.
Perhatikan makanannya
Apakah ia terlalu banyak mengonsumsi makanan atau jajanan manis? Studi menunjukkan, anak yang melahap permen atau minuman manis sebelum makan bisa menjadi gelisah dan tak bisa diam. Batasi juga asupan minuman yang mengandung kafein, seperti es teh, soda, dan es cokelat. Kafein adalah zat yang dapat merangsang pikiran untuk terus bekerja.
Ajak bermain di luar
Di sore hari, sempatkan waktu untuk bermain dan bercanda bersama anak di halaman. Jika di komplek perumahan Anda terdapat taman yang dilengkapi area bermain untuk anak, temani ia ke sana. Permainan yang bisa Anda lakukan bersama anak di taman misalnya, bersepatu roda, melempar bola, atau menerbangkan layangan. Atau, cukup awasi ia menikmati waktunya bermain ayunan, lompat tali, memanjat pohon, atau bermain dengan teman-teman sebayanya.
Bersepeda bersama
Setiap anak senang bermain sepeda. Ajak anak bersepeda keliling komplek di pagi atau sore hari. Saat libur akhir pekan, Anda juga bisa mengajaknya bersepeda di tempat-tempat yang lebih seru, seperti area car free day, perbukitan, atau taman kota. Suasana yang berbeda akan menjauhkan anak dari rasa bosan bersepeda.
Berikan imbalan
Anda tak selalu bisa menebak kapan anak hendak meluapkan energinya yang melimpah ruah itu. Yang cukup mengkhawatirkan yaitu bila Anda sedang berada di area publik seperti pasar swalayan atau restoran, lantas si kecil menjadi terpancing untuk “bermain”. Melihatnya berlarian dan berteriak tanpa bisa dikendalikan tentu membuat Anda tak nyaman karena kemungkinan mengganggu orang-orang di sekitar. Bila ini yang terjadi, Rebecca Unger, MD, dokter spesialis anak dari Children’s Memorial Hospital di Chicago menawarkan trik untuk mengatasinya, tawarkan imbalan agar anak mau menuruti ucapan Anda. Cara ini terbukti ampuh di banyak kesempatan.
Disiplin dengan jadwal tidur malam
Sama seperti anak-anak pada umumnya, mereka yang memunyai energi berlebih pun harus memiliki jadwal tidur yang teratur setiap hari. Ini penting untuk menjaga keseimbangan antara waktu beraktivitas dengan waktu istirahat mereka, jelas Judith Owens, MD, direktur bidang kedokteran tidur di Children’s National Medical Center di Washington, DC, yang juga penasehat Parents. Karena itu, pastikan anak tidur di jam yang sama setiap malam–tak lebih dari jam 9, anjur Owens. Sekitar 30 menit sebelumnya, minta anak memulai ritual tidurnya; menggosok gigi, mencuci kaki, berganti pakaian tidur, berbaring di tempat tidur, atau mendengarkan Anda membacakan cerita. Rutinitas ini akan membantu anak tidur dengan nyenyak dan bangun dengan perasaan segar di pagi hari, sehingga level energinya dapat ditata dengan baik.