REPUBLIKA.CO.ID, Melihat benda itu bukanlah sesuatu yang menarik, namun bagi bayi-bayi, melihat adalah gerakan motorik. "Itu tidak berarti lebih pasif daripada meraih benda tersebut,” kata Karen Adolph, PhD, profesor psikologi dan ilmu saraf di New York University.
Dikutip dari www.parentsindonesia.com, dalam beberapa bulan pertama, bayi-bayi fokus pada wajah. Dari usia 3,5 bulan, mereka dapat melacak pergerakan orang dan benda. Usia 5 bulan dapat mengerakkan mata dan kepalanya menyesuaikan benda yang diikutinya misalnya mobil yang berputar.
Batita “pre-locomotor”–mereka yang belum dapat berlari, merangkak dan berjalan– “umumnya terfokus pada hal-hal yang tepat di depannya,” catat Joseph Campos, PhD, direktur Infant Studies Laboratory di University of California, Berkeley. “Jika Anda menunjuk suatu benda di kejauhan, misalnya bulan, bayi Anda akan lebih tertarik pada jari Anda ketimbang benda tersebut.”
Jangan salah, meski begitu, bayi Anda akan menyerap semua informasi. Sekitar usia 5 bulan, si kecil mulai mengembangkan “objek permanen,” sesuatu yang dianggap psikolog terkenal di dunia, Jean Piaget, sebagai salah satu pencapaian bayi yang paling penting.
Keterampilan ini melibatkan kemampuan mengamati sesuatu (misalnya, bola menggelinding yang menghilang di belakang kursi) dan mengerti bahwa benda itu tetap ada, bahkan bila tidak terlihat lagi. Inilah kunci untuk tumbuh kembang kecerdasan dan emosi anak.
Setelah bayi dapat membayangkan seseorang atau benda dalam pikirannya, dia juga mampu mengingat, membayangkan, merencanakan, dan berpikir secara deduktif. Dia sekarang bisa membayangkan sesuatu yang terlihat, seperti selimutnya, ingat dimana dia terakhir melihat dan melacaknya. Adolph berkata,” “Melalui melihat, bayi-bayi mulai mengenali dirinya sendiri, dengan tujuan dan kekuatan yang dapat mereka lakukan.”