REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti di Universitas Connecticut dan Universitas Washington memelajari proses dan pola belajar kelompok bayi berusia sembilan tahun. Mereka menemukan saraf pembelajaran dini bekerja sangat baik ketika bayi dipasangkan dengan sesama bayi, ketimbang bayi belajar lewat instruksi dari orang dewasa.
"Studi ini menunjukkan bahwa kita lebih baik belajar secara kolaboratif atau bersama-sama, sebab bisa meningkatkan semengat dan pada gilirannya meningkatkan kualitas pembelajaran. Teman atau rekan sosial tak hanya menyediakan informasi dengan menunjukkan kepada kita cara melakukan sesuatu, tapi juga memotivasi kita untuk belajar," kata peneliti yang juga Kepala Bezos Family Foundation di Early Childhood Learning Center di Universitas Washington, Patricia K Khul, dilansir dari Science Daily, Jumat (2/11).
Peneliti menghasilkan makalah berjudul 'Two Are Better Than One: Infant Language Learning From Video Improves in the Presence of Peers' yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences.
Bayi menunjukkan respons neural lebih aktif ketika belajar bersama teman sebayanya. Ini adalah indikasi pemrosesan otak yang lebih matang lewat suara. Kemungkinan bayi-bayi ini belajar dari suara bayi lain.
Temuan ini mendukung penelitian sebelumnya yang menyoroti pentingnya interaksi sosial untuk pembelajaran anak-anak, terutama dari media layar. Penelitian terbaru menyempurnakan bahwa pembelajaran lewat interaksi dan interaktivitas lebih baik ketimbang pembelajaran dari layar, seperti televisi.