REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Antusiasme masyarakat dan wisatawan memenuhi sepanjang jalan Simpang Lima hingga Asia Afrika tak dapat dibendung.
Mereka bertepuk tangan, bersorak sorai melihat setiap peserta karnaval memperlihatkan kepiawaiannya. Bahkan, mereka rela berdesak-desakan, hingga harus duduk di pinggir jalan.
Hal ini lantas membuat Menteri Pariwisata, Arief Yahya mendeklarasikan bahwa even Parade Asia Afrika ini menjadi even tahunan. Pasalnya, seluruh masyarakat Bandung mendukung penuh terselenggaranya acara ini.
"Bandung keren! Saya merinding dibuatnya. Saya deklarasikan bahwa Parade Asia Afrika ini menjadi even tahunan yang diselenggarakan di Bandung," katanya ketika ditemui Republika Online di Jalan Asia Afrika, Sabtu (25/4).
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, menyambut baik keputusan tersebut. Ridwan berjanji akan membuat parade yang lebih meriah lagi tahun depan. "Mudah-mudahan Allah selalu memberkahi dan menjaga kota tercinta, Kota Bandung," ujar Ridwan.
Karnaval budaya bertaraf internasional tersebut terbilang sukses. Dengan bantuan ribuan relawan dan ketertiban dari para warga, kegiatan tersebut dapat berjalan lancar. Meski gerimis sempat turun, semangat dari para warga dan relawan tidak luntur.
Banyak negara-negara Asia-Afrika yang mempromosikan kebudayaannya masing-masing melalui parade ini. Tak hanya kostum yang heboh, atraksi menarik pun turut memeriahkan parade ini. Beberapa negara Asia Afrika yang turut memeriahkan parade di antaranya Cina, Jepang, Korea Selatan, Sri Lanka, Thailand, Myanmar, dan tak ketinggalan Korea Utara.
Selain pertunjukkan budaya dari negara-negara Asia Afrika, beberapa pertunjukkan juga dilakukan oleh perorangan. Selain itu, pertunjukkan bela diri dari Merpati Putih juga turut memeriahkan dan menghibur para penonton termasuk delegasi. Orkestra dari TNI Angkatan Darat juga dengan kompak dapat membuat para penonton terpukau.