REPUBLIKA.CO.ID, Banyak pasangan lebih akrab mengartikan komunikasi dengan istilah saling bertukar kabar. Bertukar kabar seperti sedang di mana, lagi apa, sudah makan belum, pulang jam berapa. Apakah memang benar komunikasi seperti ini yang dimaksud?
"Komunikasi dan chit-chat itu berbeda. Sudah makan belum, pulang jam berapa, itu sebatas chit-chat, hanya basa-basi," ujar Indra Noveldy, relationship coach, saat ditemui beberapa waktu lalu. Masih banyak pasangan yang salah mengartikan komunikasi dengan hanya saling bertukar sapa. Mereka terjebak dalam jenis komunikasi seperti itu selama bertahun-tahun menjalin hubungan, maka tidak heran jika pasca menikah banyak yang kaget dengan orang seperti apa sebenarnya pasangannya tersebut.
"Saat masih pacaran, mungkin hanya tahu sifat pasangan terbatas pada saat kalian bertemu. Kemudian kalian pulang ke rumah masing-masing. Berbeda dengan setelah kalian menikah, kalian membuka mata dan menutup mata dimulai dari tempat yang sama," ujar Indra.
Intensnya pertemuan menjadikan Anda saling tahu pribadi pasangan dan kebiasaan masing-masing. Bahkan, hal yang tidak Anda temukan dari pasangan saat pacaran, Anda dapat mengetahuinya. Indra pun menegaskan pentingnya memiliki pola komunikasi yang sebenarnya dari sebelum menikah.
Komunikasi yang dimaksud adalah jenis komunikasi yang intens, tidak hanya terbatas pada saling bertukar kabar. Jenis komunikasi yang intens ini yang akhirnya dapat menjawab, masa lalu pasangan kita seperti apa, masa kecilnya bagaimana, keluarganya seperti apa, dia dibesarkan dengan cara seperti apa, nilai-nilai apa yang dia pegang, dan trauma-trauma apa yang dia miliki. Komunikasi yang intens ini yang dapat menjawab siapa sebenarnya pasangan kita.
"Dengan komunikasi intens ini, kita bisa tahu siapa dan orang seperti apa pasangan kita itu. Jadi, nantinya kita seperti menulis biografi tentang pasangan kita," kata pria yang juga penulis buku Menikah untuk Bahagia.