REPUBLIKA.CO.ID, Menikah adalah keputusan yang besar dan akan diikuti dengan keputusan-keputusan lain yang bobotnya juga tidak ringan. Misalnya, di mana Anda berdua akan tinggal? Apakah akan menempati rumah baru atau tinggal bersama mertua? Apakah akan membuat rekening bersama di bank?
Setelah seorang bayi lahir, keputusan yang harus Anda ambil pasti berlipat ganda beratnya. Anda harus memutuskan hal-hal yang sama sekali tidak sederhana. Bukan sekadar siapa yang harus membersihkan kamar mandi, melainkan pertanyaan krusial seperti pola membesarkan anak, pembagian peran dan tugas, perlukan pengasuh, dan banyak hal lain.
Demi membuat keputusan yang bisa dijalani bersama, Anda perlu memelajari kunci sukses komunikasi. Apa itu? Yakni mau mendengarkan pendapat pasangan. Ini penting untuk mencari hanya sebagai suami-istri melainkan sebagai orang tua.
“Anda perlu mencari jalan keluar yang sesuai gaya Anda dan pasangan, meskipun Anda berdua memiliki pendekatan yang berbeda,” kata John Gray, PhD, penulis Children Are from Heaven, dikutip dari www.parentsindonesia.com.
Beberapa keputusan memungkinkan setiap orang tua bebas melakukan beberapa hal sesuai keinginan. Sebagai contoh, jika Anda tidak menemukan titik temu seputar jumlah permen yang boleh dimakan anak-anak mereka, Anda bisa mencari solusi kreatif. Misalnya membuat kompromi dan setuju bahwa anak-anak boleh makan sedikit permen saat sedang bersama ayah, tapi jika ibu yang sedang menjaga mereka makan gula-gula sama sekali tidak diizinkan.
Namun untuk isu-isu mendasar, seperti kedisplinan, orang tua harus sepakat agar tidak menciptakan kebingunan di hadapan anak. Duduk bersama, merinci setiap masalah rumah-tangga, dengarkan perspektif tiap pribadi, dan Anda akan siap mencapai kompromi.