Rabu 01 Apr 2015 13:37 WIB

Anak yang Terobsesi, Kenapa Bisa Begitu?

Anak bermain rumah-rumahan.
Foto: thingamababy
Anak bermain rumah-rumahan.

REPUBLIKA.CO.ID, Setiap kali melihat segala hal yang berbau princess, anak seperti kehilangan kendali. Ia seakan terobsesi terhadap segala hal yang berbau princess.

Anda bertanya apa yang membuat anak punya ketertarikan khusus terhadap sebuah objek? Cobalah berkaca. Mungkin semua berawal dari sebuah mainan, video, atau buku yang Anda berikan kepadanya. Dalam sebuah studi, coauthor  Joyce M. Alexander, PhD, guru besar psikologi pendidikan di Indiana University, Bloomington, menyatakan bahwa 69 persen balita memiliki ketertarikan yang sama atau terkait dengan ayah atau ibunya.

Meg Wilson yang tinggal di Anderson, South Carolina, mengatakan putranya yang berusia 4 tahun, Gardner, haus dengan segala hal berbau teknik. Dia sudah mengkreasikan sebuah katrol menggunakan ember pasir mainan miliknya, persis seperti ayahnya, Ken, seorang sarjana teknik. “Suami saya menjadikan Gardner sebagai asisten kecilnya saat dia memasang rak atau mengotak-atik alat pemutar musik,” kata Wilson, dikutip dari www.parentsindonesia.com.

Namun obsesi anak tidak melulu diwariskan. Riset yang dipublikasikan di Developmental Psychology menunjukkan bahwa satu dari tiga orang tua tidak tau asal-usul minat anak. “Kami tidak tahu apa penyebab ketertarikan ekstrem itu,” kata Judy S. DeLoache, PhD, guru besar psikologi di University of Virginia, Charlottesville.

“Mungkin temperamen anak yang membuat dia tertarik terhadap sesuatu.”

Tanyakan kepada diri Anda mengapa Anda “memuja” sesuatu dan mungkin Anda akan kesulitan menjawab. “Sama seperti orang dewasa yang menyukai satu jenis musik, anak menemukan sesuatu yang cocok dengan dirinya,” kata Kathleen McCartney, PhD, penasihat Parents dan dekan Harvard Graduate School of Education.

Ketertarikan anak bisa bervariasi, mulai dari objek yang jelas–bajak laut, mobil, puteri raja–hingga sesuatu yang “tidak wajar”. Susanna Goldberg dari Charlotte, North Carolina, mengatakan bahwa putranya yang berusia 5 tahun terobsesi dengan koper. “AJ menyukai permainan bandara. Dia menggerakkan tas-tas kami mengitari rumah dan pura-pura melewati mesin sinar-X.”

Ketertarikan balita cenderung tersegmen berdasarkan jenis kelamin, kata Dr. DeLoache. Anak laki-laki menyukai kendaraan, mesin, dan pahlawan super. Anak perempuan menyukai baju, boneka, dan binatang.  Pemasar jelas punya peran dalam pembagian tersebut karena iklan dan kemasan produk seringkali menyasar salah satu jenis kelamin. Anak-anak juga mendapat dorongan dari orang tua untuk bermain dengan mainan yang “sesuai gender” sejak mereka masih bayi.

Namun tak bisa dimungkiri, insting alami merupakan faktor terbesar. Pada usia 18 bulan, anak perempuan lebih tertarik memainkan boneka sementara anak laki-laki memilih bermain dengan mobil-mobilan dan truk, menurut studi yang dipublikasikan di International Journal of Behavioral Development. Para ilmuwan berspekulasi bahwa ketertarikan tersebut ada kaitannya dengan perbedaan biologis, kata Lisa A. Serbin, PhD, guru besar psikologi di Concordia University di Montreal, Quebec.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement