Senin 13 Oct 2014 13:00 WIB

Pentas Seni ‘Sakai Asean Week 2014’

Siswa SD Ichi Sakai memainkan angklung dalam acara pentas seni Sakai Asean Week 2014
Foto: Republika/Didi Purwadi
Siswa SD Ichi Sakai memainkan angklung dalam acara pentas seni Sakai Asean Week 2014

REPUBLIKA.CO.ID, SAKAI -- Acara ‘Sakai Asean Week 2014’ memasuki hari puncaknya pada Ahad (12/10). Ratusan warga Sakai numplek dan rela berpanasan ria sinar matahari untuk menyaksikan pentas seni yang digelar di acara puncak ‘Sakai Asean Week 2014’ di Hotel Agora Regency, Sakai, Osaka.

Sejumlah kesenian dan tarian dari Indonesia, Vietnam, Filipina, Kamboja dan Thailand ditampilkan dalam pentas seni tersebut. Enam bocah Jepang dari Sekolah Dasar Ichi Sakai membukanya dengan memainkan alat musik angklung.

Koordinator Fungsi Ekonomi Konjen Osaka, Siti Nizamiyah, menyambut baik acara ‘Sakai Asean Week 2014’ yang merupakan hasil kerjasama Universitas Nasional (Unas) Jakarta dengan Pemerintah Kota Sakai.

‘’Dari sektor pendidikan, saya berharap  Unas bisa menjadi pemicu bagi universitas-universitas lainnya untuk mengajukan program serupa ini,’’ kata Siti. ‘’Saya berharap programnya tidak sebatas pengiriman mahasiswa dan homestay, tapi juga ada program beasiswa pendidikan di Jepang.’’

Siti menilai ‘Sakai Asean Week 2014’ juga bisa menjadi daya tarik bagi para turis untuk datang mengunjungi Indonesia. Dari segi ekonomi, ‘Sakai Asean Week 2014’ bisa menjadi pintu pembuka bagi perdagangan Jepang-Indonesia.

Sementara Ueyama Ryu-nosuke (9), siswa SD Ichi Sakai, mengaku berlatih selama sebulan untuk tampil memainkan angklung dalam pentas seni ‘Sakai Asean Week 2014’. Dia mengaku kepincut suara cantik angklung meski kesulitan dalam mempelajarinya.

‘’Caranya hanya digoyang-goyangkan saja. Tapi, untuk menciptakan suara angklung yang cantik itu sangat sulit,’’ katanya.

 

Tidak hanya permainan alat musik angklung yang ditampilkan dalam acara yang berlangsung dari pagi sampai sore hari itu. Ada Mariko Inul (27), gadis Jepang yang pernah menuntut ilmu di Institut Seni Indonesia (ISI) Bali, yang menarikan tarian manuk rawa.

‘’Saya ingin memperkenalkan kepada masyarakat Jepang bahwa Indonesia bukan sekadar Bali,’’ kata Mariko. ‘’Karena orang Jepang sudah tahu Bali, tapi mereka tidak tahu bahwa Bali merupakan bagian dari Indonesia.’’

Mariko mengaku bisa menari 20-30 tarian tradisional Indonesia. Dia bersama 20 orang lainnya tergabung dalam kelompok tari ‘Arjuna dan Srikandi’ yang bermarkas di Kyoto dan Osaka.

Kelompok ‘Arjuna dan Srikandi’ juga menampilkan tari pendet. Selain itu, ada Rofit Ibrahim dan Hiromi Sasaki yang berduet dalam memainkan gamelan sambil berdalang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement