REPUBLIKA.CO.ID, Ada banyak keuntungan atau sisi positif yang disebut dari pola pengasuhan gentle parenting. Sebagai contoh, anak disebut oleh Attachment Parenting International akan lebih sensitif terhadap kebutuhan orang lain. Karena, anak belajar untuk memperkirakan kalau kebutuhan mereka akan terpenuhi.
Anak juga jadi belajar kalau mereka diperlakukan dengan rasa hormat. Dan, anak merupakan mitra sejajar di keluarga.
Pihak lain namun berargumen pola pengasuhan ini membutuhkan banyak usaha, meski akhirnya lebih efektif. Sebab hukuman dan pujian tidak dijadikan solusi jangka pendek.
Menggunakan hukuman dan pujian dikatakan adalah tentang melakukan tindakan ke anak, bukan bersama anak. Mencoba menerapkan gentle parenting akan mengundang anak untuk bermitra dengan orang tua.
Pola asuh ini bukan tanpa masalah. Problem yang muncul berasal dari masalah definisi. Gentle parenting tidak sama dengan permissive parenting.
Pola asuh yang permisif sama dengan tidak pernah mengatakan tidak dan selalu ingin menyenangkan anak. Pola pengasuhan permisif bertolak belakang dengan gentle parenting.
Kadang, orang tua yang mempraktikkan gentle parenting dikira munafik. Tapi sebutan tersebut umumnya disematkan pada orang yang menganut pola asuh ini, bukan terhadap gaya mengasuhnya.
Gentle parenting membutuhkan kontrol diri orang tua. Karena orang tua harus mengambil langkah mundur sesaat, berpikir dan bertanya. Apakah yang sedang dikomunikasikan anak saya lewat perilakunya saat ini. Lalu, apa cara berbeda yang bisa saya lakukan untuk mengatasi perilaku seperti ini di kemudian hari.