REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Akhir-akhir ini kita kerap mendengar kisah horor di media tentang anak-anak atau remaja yang dianiaya atau diserang secara seksual. Cerita macam itu tentu menyebabkan ketakutan dan paranoid di kalangan orang tua.
Terlepas itu semua yang paling pentin ialah memastikan keamanan anak-anak dari pemangsa seksual. Memahami "Proses Grooming" dan mengenali tanda-tanda bahaya dari 'Grooming' adalah langkah pertama orang tua mempersenjatai diri dengan informasi yang diperlukan demi mengurangi rasa takut sekaligus melindungi anak-anak dari pemangsa seksual.
Apa maksud "Grooming" di sini? Kata tersebut menurut kamus bermakna afeksi dalam hubungan antar manusia (juga hewan) melalui sentuhan fisik. Dalam konteks sosial, grooming dilakukan oleh mereka yang memiliki kedekatan dan ikatan demi membentuk struktur sosial.
Namun, untuk para pemangsa seksual, grooming berarti proses mengidentifikasi dan melibatkan anak dalam aktivitas seksual. Di dalamnya tidak ada keseimbangan, melainkan seorang berkuasa atas sosok yang lain dan melibatkan rayuan, paksaan serta manipulasi. Proses tersebut juga melibatkan motivasi dan niat untuk mengeksploitasi anak secara seksual.
Lalu siapa yang ditarget? Pemangsa kerap menarget anak-anak mudah diserang dengan kelemahan sangat nyata: tidak populer, kurang kasih sayang, mereka yang mencari cinta dan perhatian di luar, tidak percaya diri, terisolasi dari khalayak, sering menghabiskan waktu sendiri, kurang diawasi orang tua dan mengalami masalah keluarga.
Bagaimana korban didekati oleh pemangsa? Kerap, di awal-awal, para pemangsa menampilkan kesan positif terhadap anak. Mereka menunjukkan ketertarikan pada anak kecil dan sering menyenangkan hati mereka. Predator tersebut juga belajar perilaku anak, kesukaan dan ketidaksukaan mereka. Intinya, mereka berpura-pura berbagi ketertarikan, latar belakang, pengalaman atau apa pun yang serupa demi memikat anak-anak.
Apa sebenarnya tujuan utama mereka? Mereka pada dasarnya adalah penjahat dan niat orang jahat adalah membuat seseorang jadi korban dengan meningkatkan akses ke korban serta menutupi tujuannya agara tak diendus atau diungkap oleh orang lain, bahkan oleh si korban.
Tujuan pemangsa juga untuk membuat korban potensial merasa cukup nyaman berada dekat si penyerang, untuk hanya berdua saja dengan pemangsa dan untuk melakukan perilaku seksual secara sembunyi-sembunyi.
Bagi para orang tua ada beberapa yang perlu diwaspadai terkait proses pemangsa mendekati si korban. Proses tersebut, menurut ahli tumbuh kembang anak, Donna L. Stewart, Ph.D, umumnya mengandung beberapa langkah-langkah, yakni
Membangun kepercayaan dan meruntuhkan pertahan diri seorang anak.
Berpura-pura berbagi ketertarikan, latar belakang, pengalaman dan lain hal yang serupa
Memberi hadiah sebagai cinderamata pertemanan.
Mengajak bermain-main
Memberi tumpangan kendaraan
Memberi akses berharga, hal pribadi, keleluasaan atau melakukan aktivitas yang kerap tanpa
batas.
Menjadi pendengar yang baik dan memberi simpati, contoh dengan ungkapan "Tidak ada seorang pun yang mengerti selain aku, "Saya di sini untukmu", atau "Aku tahu seperti apa itu rasanya".
Berusaha meyakinkan keluarga
Melakukan hubungan dekat dengan orang tua (orang tua tunggal atau keluarga berantakan adalah target utama).
Berupaya memperoleh kepercayaan atau mengambil keuntungan kepercayaan orang tua si anak atau pengasuh anak.
Berperilaku sewajar mungkin untuk menghilangkan kemungkinan dicurigai
Secara bertahap mengikis batas-batas.
Meningkatkan kontak fisik secara tidak wajar seperti memeluk, menyentuh area tubuh tidak berbahaya (tangan, menggosok punggung, menggaruk rambut dll).
Berpura-pura tidak sengaja menyentuh atau bertubrukan dengan si bocah
Memposisikan fisik berdekatan dengan calon korban (tidur di ranjang sama)
Melibatkan anak dalam perilaku non-seksual yang tidak tepat (merokok, minum alkohol dsb).
Menyentuh atau mengelus di bagian tubuh anak secara tak wajar.
Melakukan hubungan diam-diam dengan anak.
Menyusupkan pikiran ketakutan dalam anak bahwa ia akan mendapat masalah besar bila aktivitas mereka terungkap.
Mengatakan pada anak bahwa sentuhan antara mereka adalah baik dan hubungan mereka spesial.
Memberi tahu anak ada konsekuensi jika mereka melaporkan perilaku tersebut, contoh "Keluargamu akan membencimu".
Berupaya membuat si anak patuh
Meningkatkan intensitas perilaku seksual berkali-kali
Memanipulasi anak untuk melakukan atau membolehkan mereka melakukan aktivitas seksual yang anak-anak suka.
Mengancam melukai korban atau seseorang yang dekat dengan korban jika mereka tidak menurut.
Ketika ada tanda mencurigakan, kunci utama adalah melihat pola baik tersangka pemangsa dan orang yang dicurigai korban. Sebab dari sana akan memberi petunjuk apakah grooming terjadi.
Juga perhatikan apakah ada perbedaan dominasi dan pengaruh dalam hubungan yang dicurigai tersebut, seperti ketidakseimbangan? Apakah si anak dimanipulasi oleh orang yang dicurigai bersifat pemangsa?
Sebagai tambahan tanya pada diri sendiri, bila anda hendak pergi meninggalkan rumah, apakah ia selalu berupaya mendapat kepercayaan anda sebagai penjaga, pengasuh anak anda, atau berperilaku seperti orang yang terbaik untuk membuat setiap orang percaya ia 'berniat baik'. Itu semua adalah pertanyaan krusial untuk diajukan demi mengidentifikasi peringatan kejahatan seksual.
Jika anda mencurigai anak anda ditarget, segeralah batasi interaksi anak anda dengan individu yang mencurigakan tersebut. Dalam lingkungan yang mendukung dan aman, libatkan anak anad dalam percakapan yang menggunakan bahasa-bahasa sopan, terlepas hubungan dan interaksi dengan sosok tersebut. Jika anda menemukan anak anda telah menjadi korban seksual, segera kontak petugas berwenang untuk untuk memastikan langkah kedepan secepat mungkin. Persempit kemungkinan ia memilih korban lain.
Untuk langkah pencegahan, sangat direkomendasikan untuk selalu memperhatikan anak anda dan orang-orang disekitar kehidupan anak anda. Jangan menggantungkan tanggung jawab anak anda ke orang lain tanpa menanyai, mempelajari karakter dan motivasi mereka.
Orang tua seharusnya tahu siapa guru anak-anaknya, pelatih olah raga, pengasuh di penitipan anak, pemimpin perkumpulan pemuda, teman-teman mereka dan orang-orang dewasa lain yang terlibat secara signifikan dalam hidup anak anda. Ajukan pertanyaan, lagi dan lagi jika diperlukan. Selalu terlibat dan sadar serta membuat kunjungan mendadak ke tempat-tempat di mana anak anda beraktivitas. Itu adalah strategi terbaik untuk melindungi anak anda dari pemangsa seksual.
Juga sangat penting untuk berbicara dengan anak anda, menggunakan bahasa yang patut dan sopan, memberi tahu mereka sentuhan-sentuhan yang wajar dan tidak wajar dengan orang lain, baik saudara, non-saudara, dewasa atau anak-anak dan remaja lain. Ajarkan pula anak anda mengenali perilaku grooming.
Hal paling penting, didik anak untuk mempercayai orang tua atas masalah yang mereka hadapi dan meyakinkan mereka melalui aksi nyata anda, bukan hanya kata. Dengan demikian anak akan selalu membawa masalah mereka ke pada anda kapan saja tanpa khawatir dihukum atau dikritik.
Bisa jadi semua anjuran tersebut terdengar menantang bagi orang tua bila benar-benar diterapkan, bahkan terasa aneh. Namun lebih baik aman saat ini daripada menyesal kemudian hari. Sebab kekerasan, terlebih kekerasan seksual yang menimpa anak akan terus meninggalkan jejak seumur hidup bagi mereka.