REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir 200 anak di Eropa dilaporkan lahir dari donor sperma yang tanpa disadari membawa gen penyebab kanker. Temuan ini terungkap melalui investigasi bersama yang dilakukan 14 lembaga penyiaran publik Eropa.
Donor tersebut membawa mutasi pada gen TP53, gen yang berperan penting dalam mencegah sel tubuh berkembang menjadi kanker. Mutasi ini menyebabkan sindrom Li-Fraumeni, kondisi genetik langka yang membuat penderitanya memiliki risiko hingga 90 persen untuk terkena kanker, terutama pada masa kanak-kanak.
Pria tersebut menjadi donor sperma pada 2005 saat masih berstatus mahasiswa, setelah lolos dari seluruh proses skrining di European Sperm Bank yang berbasis di Denmark. Sperma miliknya kemudian digunakan selama sekitar 17 tahun oleh puluhan klinik fertilitas di berbagai negara Eropa.
Menurut hasil investigasi, sekitar 20 persen dari sperma donor tersebut mengandung mutasi TP53. Anak-anak yang dikandung dari sperma yang terpengaruh akan membawa mutasi berbahaya itu di setiap sel tubuh mereka.
"Ini adalah diagnosis yang sangat mengerikan bagi keluarga karena risikonya berlangsung seumur hidup," kata ahli genetika kanker Clare Turnbull seperti dikutip dari CBS, Ahad (14/12/2025).
Bagaimana kasus ini terungkap? Kasus ini mulai terdeteksi ketika sejumlah dokter yang menangani anak-anak penderita kanker yang terkait dengan donor sperma, menyampaikan kekhawatiran dalam pertemuan European Society of Human Genetics tahun ini.