Selasa 18 Nov 2025 20:48 WIB

Jamu Naik Kelas! Pakar Ungkap Potensi Indonesia Jadi Pusat Obat Herbal Internasional

Pengembangan industri obat herbal di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Penjual jamu (ilustrasi). Indonesia memiliki potensi strategis untuk menjadi pusat industri obat herbal yang berstandar internasional.
Foto: Republika/ Wihdan
Penjual jamu (ilustrasi). Indonesia memiliki potensi strategis untuk menjadi pusat industri obat herbal yang berstandar internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan obat herbal di Indonesia saat ini dinilai mencapai kemajuan yang sangat signifikan. Akan tetapi belakangan ini, muncul kekhawatiran masyarakat mengenai obat herbal yang kurang memiliki standarisasi ilmiah hingga munculnya obat herbal yang belum terdaftar di pasaran.

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof Nanang Fakhrudin, menyampaikan Indonesia sebetulnya memiliki potensi strategis untuk menjadi pusat industri obat herbal yang berstandar internasional. Apalagi Indonesia diberkahi oleh adanya kekayaan biodiversitas baik di darat maupun di laut, sehingga menurutnya Indonesia memiliki modal kuat dalam mengembangkan produk herbal yang mampu bersaing secara global.

Baca Juga

"Tradisi panjang pemanfaatan jamu, kemajuan riset ilmiah, serta teknologi ekstraksi yang sudah modern menjadi fondasi kuat dalam mengembangkan produk herbal yang dapat bersaing secara internasional," kata Prof Nanang dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (18/11/2025).

Nanang menyampaikan, industri obat herbal di Indonesia saat ini telah melahirkan banyak inovasi mulai dari produk jamu berbasis empiris, Obat Herbal Terstandar (OHT), hingga fitofarmaka yang sudah teruji klinik. Produk inovatif tersebut telah dikembangkan dengan terjalinnya kolaborasi baik antara universitas dengan lembaga riset dalam mengatasi berbagai indikasi seperti untuk meningkatkan imunitas, mengendalikan diabetes, kesehatan hati, serta penyakit sendi.

"Produk yang dihasilkan tidak hanya dipasarkan dalam skala nasional, tetapi sudah menembus pasar global," kata dia.

Akan tetapi, menurut Prof Nanang, pengembangan industri obat herbal di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan signifikan. Salah satunya adalah ketersediaan bahan baku yang belum sepenuhnya terstandar dan masih banyak pelaku industri memanfaatkan bahan baku dari tanaman liar yang belum dibudidayakan dengan prinsip good agricultural practice. Ia menyayangkan kurangnya sinergi antara riset, industri, dan sektor pelayanan kesehatan yang menyebabkan hasil penelitian kurang dapat dikomersialisasikan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement