Kamis 13 Nov 2025 09:22 WIB

Cina Kurangi PR, Batasi Waktu Layar, dan Tambah Waktu Main demi Kesehatan Mental Siswa

Kebijakan ini ditujukan membantu siswa menghadapi tekanan dan kecemasan.

Anak sekolah (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Anak sekolah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG — Pemerintah Cina mengumumkan serangkaian langkah baru untuk meningkatkan kesehatan mental siswa sekolah dasar dan menengah. Caranya adalah dengan mengurangi tekanan akademik, membatasi waktu penggunaan gawai, serta mewajibkan dua jam aktivitas fisik setiap hari di sekolah.

Kebijakan ini diumumkan Kementerian Pendidikan Cina bulan lalu sebagai bagian dari upaya nasional untuk menekan tingkat stres dan kecemasan di kalangan pelajar. Langkah tersebut mencakup larangan penggunaan ponsel di ruang kelas serta penerapan waktu khusus bebas layar (screen-free period) guna mengurangi ketergantungan berlebihan pada internet.

Baca Juga

Sekolah juga diwajibkan untuk mengendalikan jumlah pekerjaan rumah dan memastikan setiap siswa memiliki waktu olahraga minimal dua jam per hari. Selain itu, sekolah diminta mengatur jam masuk dan pulang secara wajar, memberikan waktu istirahat siang yang cukup, serta memastikan siswa mendapatkan waktu tidur yang memadai.

“Kami akan menegakkan aturan manajemen tidur secara ketat, mencegah praktik belajar berlebihan, dan menekan beban akademik yang berlebihan,” demikian pernyataan resmi Kementerian Pendidikan, seperti dilansir dari Malay Mail, Kamis (13/11/2025).

Kebijakan ini ditujukan untuk membantu siswa menghadapi tekanan dan kecemasan, terutama menjelang ujian. Para ahli menyebut, beban pekerjaan rumah yang berat selama ini telah menjadi penyebab utama kurang tidur, stres, dan meningkatnya gejala depresi di kalangan pelajar Cina.

Dalam pemberitahuan terpisah yang dirilis Oktober lalu, Kementerian Pendidikan juga menyatakan akan mengurangi beban kerja guru dengan membatasi tugas di luar sekolah serta melarang mereka bekerja pada hari libur dan akhir pekan.

Cina sebelumnya telah memberlakukan undang-undang pendidikan pada 2021 yang bertujuan mengurangi pekerjaan rumah dan melarang bimbingan belajar tambahan untuk mata pelajaran inti. Namun, praktik bimbingan belajar tetap marak karena banyak orang tua masih berupaya memberikan keunggulan tambahan bagi anak-anak mereka dalam sistem pendidikan yang sangat kompetitif.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement