REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peristiwa ledakan yang diduga bersumber dari rakitan bahan peledak di SMAN 72 Jakarta dinilai mengusik rasa aman di lingkungan pendidikan. Kasus tragis yang melibatkan seorang peserta didik sebagai terduga pelaku ini tidak hanya menimbulkan korban fisik, tetapi juga menunjukkan adanya tantangan serius dalam membangun budaya sekolah yang ramah anak dan antikekerasan.
Komisioner KPAI Klaster Pendidikan, Waktu Luang, dan Budaya, Aris Adi Leksono, menyampaikan keprihatinannya. "Peristiwa ini tidak hanya mencederai rasa aman di lingkungan pendidikan, tetapi juga menunjukkan adanya tantangan serius dalam membangun budaya sekolah yang ramah anak dan anti kekerasan," kata dia.
Psikolog Remaja dan Anak lulusan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana, menekankan pentingnya membangun fondasi mental dan kepercayaan diri pada remaja sebagai benteng pertahanan diri. Menurut Vera, remaja yang merasa "berbeda" atau sulit berteman sering kali menilai dirinya lebih negatif dari kenyataan, dan ini bisa menjadi celah kerentanan. Oleh karena itu, ia merekomendasikan agar fokus utama diletakkan pada kelebihan diri sendiri.
"Tulis hal-hal kecil yang bisa dibanggakan sifat sabar, suka menolong, atau tekun," ujar Vera. Dengan berfokus pada kekuatan internal, remaja tidak lagi bergantung pada validasi dari lingkungan luar yang sering kali penuh tekanan.
Langkah konkret lainnya adalah terlibat dalam aktivitas positif yang disukai. Vera menyarankan remaja untuk mengikuti kegiatan atau komunitas sesuai minat mereka, karena hal ini mampu memperluas pertemanan tanpa adanya tekanan kompetitif.
Selain itu, keterampilan sosial juga perlu dilatih secara bertahap, mulai dari inisiatif menyapa lebih dulu, memberi pujian tulus, atau ikut diskusi ringan. Kunci penting lainnya, menurut Vera, adalah berhenti membandingkan diri dengan orang lain.
Setiap individu memiliki waktu dan jalan tumbuh yang berbeda, dan perbandingan yang tidak sehat hanya akan merusak penghargaan diri. Vera menekankan bahwa merawat diri sendiri melalui gaya hidup sehat adalah fondasi mental yang stabil.
"Rawat diri sendiri. Pola tidur cukup, makan sehat, dan aktivitas fisik membantu suasana hati lebih stabil dan percaya diri," kata Vera.
View this post on Instagram