Jumat 17 Oct 2025 14:35 WIB

Terlalu Lama Main HP Bikin Susah Konsentrasi dan Gampang Cemas

Terlalu sering menggulir layar ponsel bisa menimbukkan dampak buruk bagi otak.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Ilustrasi Wanita main HP (ilustrasi). eski menawarkan berbagai kemudahan, terlalu sering menggulir layar ponsel bisa menimbukkan dampak buruk bagi otak.
Foto: Republika/ Darmawan
Ilustrasi Wanita main HP (ilustrasi). eski menawarkan berbagai kemudahan, terlalu sering menggulir layar ponsel bisa menimbukkan dampak buruk bagi otak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis neurologi dr Baibing Cheng mengingatkan penggunaan ponsel yang berlebihan. la menyebut kebiasaan ini dapat berdampak negatif terhadap fungsi otak dan menyarankan agar masyarakat mengurangi waktu menatap layar demi memberi waktu istirahat bagi otak.

Ponsel kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bahkan, sebuah survei yang dilakukan Institute of Practitioners in Advertising terhadap 6.500 responden menunjukkan bahwa orang berusia 15 tahun ke atas menghabiskan rata-rata 3 jam 21 menit per hari menggunakan ponsel.

Baca Juga

Meski menawarkan berbagai kemudahan, terlalu sering menggulir layar ponsel bisa menimbukkan dampak buruk bagi otak. Berikut lima dampaknya seperti dilansir laman Express, Kamis (16/10/2025):

1. Ledakan dopamin

Setiap kali pengguna menggulir media sosial seperti Instagram atau TikTok, otak menerima dopamin dalam jumlah kecil. Zat ini merupakan bahan kimia pemicu rasa senang.

"Seiring waktu, otak terbiasa mencari sensasi instan, bukan usaha fokus jangka panjang. Ini melatih otak untuk terus mencari gratifikasi instan," kata dr Bing.

2. Perhatian mudah teralihkan

Scrolling yang terus-menerus mengacaukan kerja korteks prefrontal, bagian otak yang mengatur fokus dan konsentrasi. Akibatnya, kegiatan seperti membaca buku atau mengikuti kuliah bisa terasa sangat sulit.

"Kehidupan nyata terasa terlalu lambat bagi otak yang terbiasa dengan rangsangan cepat," kata dr Bing.

3. Kreativitas menurun

Kebiasaan terus terpapar konten eksternal dapat mematikan aktivitas default mode network, yakni jaringan otak yang berperan saat seseorang merenung atau berpikir mendalam. "Tanpa ruang mental untuk beristirahat, kreativitas jadi terhambat," jelas dia.

4. Desensitisasi emosional

Menonton konten medsos secara cepat dan berganti-ganti dapat mengganggu kemampuan otak dalam merespons emosi secara alami. "Ini bisa menumpulkan empati dan membuat Anda kurang peka terhadap perasaan orang lain," kata dia.

5. Meningkatkan kecemasan

Stimulasi yang berlebihan dapat membanjiri memori kerja dan memicu sirkuit stres di otak. Itulah mengapa setelah berjam-jam scrolling, tubuh merasa cemas, lelah secara mental, tapi tetap sulit berhenti.

la pun mengingatkan pentingnya memberi otak waktu untuk beristirahat. "Mungkin ini saatnya Anda berhenti scrolling dan beri otak Anda downtime," kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement