REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menilai perkembangan pesat teknologi kini menjadi alat krusial untuk para pelaku industri kreatif di Indonesia. Menurut Teuku Riefky, pemanfaatan teknologi, seperti big data dan kecerdasan buatan (AI), dapat membantu menentukan tren di pasar global maupun lokal.
Dengan data dan analisis prediktif yang dihasilkan teknologi, pelaku ekonomi kreatif, mulai dari desainer, musisi, hingga pembuat film, dapat lebih tepat sasar dalam mengidentifikasi minat dan preferensi konsumen. "Jadi, memang ini sebuah pilihan dan juga melihat perkembangan dari secara kesukaan dari generasi muda juga untuk memproduksinya juga memang yang lagi berkembang pesat," kata Riefky pada Senin (6/10/2025).
Dia mengatakan produk ekonomi kreatif tidak hanya bisa dilihat dari sisi hasil kreatifnya saja, namun, juga harus menyesuaikan tren apa yang sedang berkembang dan produk apa yang sedang bersaing di mancanegara. Pelaku ekraf juga bisa menentukan kualitas maupun harga agar produk buatan anak Indonesia bisa diterima pasar dalam negeri maupun bersaing dalam skala global.
Menekraf Riefky juga menyebut teknologi seperti kecerdasan artifisial (AI) menjadi salah satu perkembangan teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan peluang produk ekonomi kreatif Indonesia agar lebih memiliki kualitas dengan pendampingan dalam pemanfaatannya. "Memang ada juga yang berpikiran bahwa dengan hadirnya AI ini akan mematikan industri kreatif yang selama ini mereka lakukan, tetapi ada juga yang berharap ada pendampingan untuk mempelajari bagaimana bisa berkolaborasi dengan hadirnya teknologi baru ini. Jadi, ini yang kita harus lihat kasus per kasus dan tentunya pemerintah juga siap mendampingi dengan adanya peluang dan tantangan hadirnya AI di Indonesia," kata Riefky.
Menekraf mengatakan perkembangan teknologi harus tetap menjaga unsur keaslian dari kreator yang membuatnya dan tetap menjaga pemanfaatannya agar jangan sampai merugikan kreator konvensional lainnya. Kementerian Ekraf juga akan mendukung regulasi etika penggunaan AI yang sedang disiapkan Kementerian Komunikasi dan Digital agar bisa dimanfaatkan pelaku ekraf dalam penggunaannya untuk meningkatkan produktivitas ekonomi kreatif.
"Memang kita juga terus memberikan literasi bagaimana kreatifitas karya mereka dengan adanya AI ini, ada tidak nilai tambah yang bisa dihasilkan sehingga, misalnya, penghasilan mereka bisa lebih, ataupun juga misalkan hasil karya mereka juga bisa lebih cepat misalnya begitu," kata dia. Penguatan sumber daya manusia juga diperlukan agar bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi, yang bisa diwujudkan melalui kerja sama akademisi, asosiasi dan pemerintah agar bisa memberikan nilai tambah.
View this post on Instagram