Senin 13 Oct 2025 10:40 WIB

Talenan Kayu yang Sudah Menghitam, Masih Amankah Digunakan?

Jika permukaan talenan sudah rusak dan sulit dibershkan, sebaiknya segera diganti.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Talenan kayu (ilustrasi). Perubahan warna hitam pada talenan, baik yang terbuat dari kayu maupun plastik, kemungkinan disebabkan oleh pertumbuhan mikroba seperti kapang atau bakteri yang bercampur dengan sisa makanan yang tertinggal.
Foto: Dok. Freepik
Talenan kayu (ilustrasi). Perubahan warna hitam pada talenan, baik yang terbuat dari kayu maupun plastik, kemungkinan disebabkan oleh pertumbuhan mikroba seperti kapang atau bakteri yang bercampur dengan sisa makanan yang tertinggal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Talenan kayu yang berubah warna menjadi hitam sering kali menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama bagi para ibu. Lantas, apakah talenan semacam itu masih aman digunakan untuk mengolah makanan?

Pakar teknologi pangan IPB University, Harum Fadhilatunnur, menjelaskan perubahan warna hitam pada talenan, baik yang terbuat dari kayu maupun plastik, kemungkinan disebabkan oleh pertumbuhan mikroba seperti kapang atau bakteri yang bercampur dengan sisa makanan yang tertinggal. "Talenan kayu memiliki pori-pori yang dapat menyerap air dan sisa makanan, menciptakan lingkungan lembap yang ideal bagi pertumbuhan mikroba," kata Harum dalam keterangan tertulis, dikutip pada Ahad (12/10/2025).

Baca Juga

Hal serupa juga terjadi pada talenan plastik. Menurut Harum, goresan-goresan akibat pemakaian dapat memerangkap sisa makanan dan menjadi tempat tumbuh mikroba. Beberapa jenis kapang dapat menghasilkan pigmen ataupun spora berwarna hitam, yang menyebabkan perubahan warna pada talenan.

la mengatakan, mikroba yang tumbuh di dalam talenan dapat berupa mikroba patogen atau mikroba pembusuk. Jenis mikroba tersebut sulit didentifikasi tanpa analisis laboratorium, namun risikonya tidak bisa diabaikan.

"Jika mikroba patogen, misalnya Salmonella, E. coli, atau Listeria monocytogenes, tumbuh di talenan dan mencemari makanan, maka berisiko menimbulkan gangguan kesehatan, mulai dari yang sifatnya jangka pendek seperti diare maupun jangka panjang akibat akumulasi mikotoksin," jelas Harum.

Lebih lanjut, ia menyarankan agar talenan selalu dijaga tetap bersih dan kering. Setelah digunakan, talenan sebaiknya langsung dicuci dengan air sabun dan air panas, lalu dikeringkan. Proses sanitasi dengan disinfektan seperti lorin juga dapat dilakukan secara berkala.

"Penggunaan talenan perlu dibedakan antara talenan khusus bahan mentah seperti daging dan ikan, dan talenan khusus bahan matang atau siap saji seperti buah dan sayur, untuk mencegah kontaminasi silang. Kita bisa gunakan bentuk atau warna talenan yang berbeda untuk masing-masing talenan agar mudah mengingatnya," kata dia.

Terkait usia pakai talenan, Harum menyatakan tidak ada patokan khusus. Namun, jika permukaan talenan sudah rusak dan sulit dibershkan, sebaiknya segera diganti.

la juga merekomendasikan penggunaan talenan dari bahan yang tidak menyerap air, seperti stainless steel. Bila tetap menggunakan talenan kayu atau plastik, proses pembersihan harus diperhatikan dengan lebih teliti untuk mencegah talenan menjadi tempat bertumbuhnya mikroba.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement