Senin 29 Sep 2025 11:59 WIB

Stop Bandingkan Diri Sama Orang Lain, Pakar: Setiap Perempuan Istimewa

Membandingkan diri akan membuat perempuan merasa tak sempurna dan tak berharga.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang wanita membandingkan diri dengan orang lain (ilustrasi). Kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain dinilai akan membuat perempuan merasa dirinya tidak sempurna dan tak berharga.
Foto: Dok. Freepik
Seorang wanita membandingkan diri dengan orang lain (ilustrasi). Kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain dinilai akan membuat perempuan merasa dirinya tidak sempurna dan tak berharga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era media sosial, banyak perempuan kerap membandingkan diri dengan orang lain. Tak sedikit pula yang menilai dirinya berdasarkan pencapaian, gaya hidup, atau citra sempurna orang lain yang muncul dalam berbagai konten digital.

Praktisi Tirta Usada sekaligus penggiat wellness perempuan, Andra Alodita, mengatakan kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain sangat tidak baik. Pasalnya hal itu akan membuat perempuan merasa dirinya tidak sempurna dan tak berharga.

Baca Juga

"Biasanya, saat kita mulai membandingkan diri, kita akan mulai benci dan merasa bahwa diri kita itu kurang. Padahal enggak begitu," kata Alodita saat diwawancara seusai konferensi pers peluncuran koleksi athleisure Ryse & Shyne di Jakarta Selatan, Jumat (26/9/2025).

Untuk itu, ia mengajak perempuan terutama dari generasi Z untuk berhenti sejenak melihat konten media sosial dan mulai memaknai kehidupan sendiri. Karena menurutnya, setiap individu sempurna dan memiliki keunikan masing-masing.

"Kalau misalnya teman-teman ada rasa kecenderungan membandingkan diri sama orang lain, please come back to yourself. Kita diciptakan dengan keunikan dan talent yang berbeda-beda," ujar Andra.

la mengatakan perasaan rendah diri kerap muncul ketika seseorang terlalu fokus pada pencapaian atau kehidupan orang lain. Karenanya, penting untuk memberi jeda dari layar gawai dan mulai mendengarkan kebutuhan diri sendiri.

"Stop dulu, berhenti dulu, taruh dulu layar gadget-nya. Balik lagi ke diri kita, pahami dan dengarkan diri sendiri. Kadang-kadang, membandingkan itu datang karena kita terlalu sibuk melihat orang lain, tapi tidak melihat ke dalam diri sendiri," ujar Alodita.

la juga menekankan pentingnya mempraktikkan self-love atau mencintai diri sendiri sebagai upaya untuk menerima dan merayakan keunikan pribadi. "Please coba untuk mencintai diri sendiri dan menerima diri apa adanya karena kamu itu unik, dan kamu istimewa," kata Alodita.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement