Ahad 18 May 2025 14:43 WIB

Bahaya Tersembunyi Pasta Gigi Charcoal, Ini Kata Dokter Gigi

Efek putih instan bisa berujung pada gigi sensitif dan rusak.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gita Amanda
 Pasta gigi berbahan charcoal atau arang masih diminati masyarakat, namun penggunaannya dalam pasta gigi perlu dipertimbangkan secara kritis. (ilustrasi)
Foto: Wikipedia
Pasta gigi berbahan charcoal atau arang masih diminati masyarakat, namun penggunaannya dalam pasta gigi perlu dipertimbangkan secara kritis. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasta gigi berbahan charcoal atau arang masih diminati masyarakat yang mendambakan gigi cerah secara alami. Namun, di balik kemasan menarik dan klaim pemutihan instan, para ahli menilai tren ini belum tentu selaras dengan prinsip kesehatan gigi yang ideal.

Dokter gigi sekaligus Kepala Petugas Klinik di Clove Dental India, Dr Vimal Arora, mengungkapkan bahwa meskipun charcoal dikenal sebagai bahan alami yang mampu menyerap noda dan racun, penggunaannya dalam pasta gigi perlu dipertimbangkan secara kritis.

Baca Juga

“Pasta gigi dengan kandungan charcoal sering dipasarkan sebagai produk detoks dan pemutih alami. Namun yang perlu diingat, tidak semua yang alami otomatis aman digunakan sehari-hari,” ujar Arora, dikutip dari Hindustan Times, Ahad (18/5/2025).

Menurut Arora, permasalahan utama dari pasta gigi charcoal terletak pada sifat abrasifnya. Meski mampu mengangkat noda di permukaan gigi dan memberi efek putih secara instan, penggunaan jangka panjang dapat mengikis enamel, lapisan pelindung gigi, yang justru membuat gigi lebih sensitif.

Hal ini berkaitan dengan tingkat abrasi yang diukur menggunakan skala Relative Dentin Abrasivity (RDA). Pasta gigi berbahan silika umumnya memiliki RDA antara 70 hingga 100, masih dalam batas aman. Namun, pasta gigi charcoal bisa mencapai angka di atas 200, level yang berpotensi merusak dentin, lapisan di bawah enamel.

“Semakin tinggi angka RDA, semakin besar risiko gigi menjadi aus, terutama jika digunakan setiap hari,” jelasnya.

Tak hanya abrasivitas tinggi, pasta gigi charcoal juga kerap tidak mengandung fluoride, zat yang secara klinis terbukti mencegah gigi berlubang. Tanpa fluoride, perlindungan terhadap karies pun menjadi berkurang.

Arora mengingatkan bahwa meskipun konsep penggunaan charcoal dalam perawatan gigi berasal dari praktik nenek moyang, formulasi modern tetap harus melalui pengujian ilmiah yang ketat, bukan sekadar mengandalkan tren atau tradisi.

“Sebagai profesional, kami selalu menyarankan konsumen untuk memilih pasta gigi yang tidak hanya aman, tetapi juga didukung oleh bukti ilmiah. Jangan hanya terpikat pada klaim alami di kemasan,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement