REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa menggunakan ponsel atau perangkat digital selama satu jam setelah waktu tidur dapat meningkatkan risiko insomnia hingga 59 persen. Temuan ini berasal dari studi berskala besar yang dilakukan terhadap 45 ribu mahasiswa, yang menyoroti dampak signifikan dari kebiasaan screen time di kasur terhadap kualitas dan durasi tidur.
Para peneliti dari Norwegian Institute of Public Health menunjukkan selain meningkatkan risiko insomnia, screen time sebelum tidur juga memotong durasi tidur hingga 24 menit per jam penggunaan.
Dengan segala ketergantungan pada ponsel, kamar tidur kini bukan lagi tempat beristirahat namun berubah menjadi ruang obrolan, bioskop mini, atau bahkan arena game.
Penelitian menunjukkan lebih dari 95 persen mahasiswa menggunakan layar di tempat tidur, dengan screen time rata-rata 46 menit sebelum tidur. Bahkan 12 persen dari mereka masih aktif di ponsel saat seharusnya sudah tidur.
Studi ini melaporkan sekitar 30 persen mahasiswa di Norwegia, tidur kurang dari 7 jam setiap malam. Bahkan yang lebih mengejutkan, lebih dari 20 persen mahasiswa laki-laki dan 34 persen mahasiswa perempuan melaporkan masalah tidur yang memenuhi kriteria klinis untuk insomnia.
Dalam penelitian ini, peserta dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan jenis aktivitas layar mereka sebelum tidur. Kelompok pertama hanya berselancar media sosial; kelompok selanjutnya melakukan aktivitas campuran yakni media sosial dan aktivis lainnya di ponsel; serta terakhir hanya melakukan aktivitas non-sosial seperti menonton film dan mendengarkan musik.
Uniknya, kelompok yang hanya menggunakan media sosial justru melaporkan tidur lebih lama dan gejala insomnia yang lebih rendah dari dua kelompok lainnya. Sebaliknya, mereka yang hanya melakukan aktivitas non-sosial justru mengalami insomnia paling parah dan tidur paling sedikit.
“Kami menduga, mereka yang hanya bermain media sosial, mungkin memiliki kehidupan sosial yang lebih aktif dan ini justru bisa mendukung kualitas tidur yang lebih baik. Di sisi lain, orang yang susah tidur lebih memilih aktivitas seperti nonton film atau mendengarkan musik untuk menenangkan diri,” kata para peneliti seperti dilansir laman Study Finds, Rabu (9/4/2025).
Penelitian ini menunjukkan durasi penggunaan layar setelah waktu tidur memiliki pengaruh yang konsisten terhadap kualitas tidur, terlepas dari jenis aktivitasnya. Artinya, bukan isi konten yang paling menentukan, melainkan lamanya waktu yang dihabiskan di depan layar yang berdampak pada terganggunya waktu istirahat.
“Jika kalian sedang mengalami gangguan tidur, cobalah mengurangi penggunaan perangkat di tempat tidur, idealnya berhenti pada 30 hingga 60 menit sebelum tidur. Sebelum tidur, pertimbangkan untuk mematikan notifikasi agar tidur tidak terganggu,” kata peneliti.