Selasa 18 Feb 2025 17:00 WIB

Anak Ogah Makan Bikin Orang Tua Stres? Ini Metode dari Dokter Agar Anak Lahap

Jika anak tidak mau makan, jangan langsung melabelinya GTM.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Anak tidak mau makan (ilustrasi). Dokter mengungkap beberapa metode untuk mengatas GTM dan membuat anak lebih lahap saat makan.
Foto: Dok. Freepik
Anak tidak mau makan (ilustrasi). Dokter mengungkap beberapa metode untuk mengatas GTM dan membuat anak lebih lahap saat makan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gerakan tutup mulut (GTM) pada anak menjadi salah satu tantangan bagi orang tua. Kondisi ini sering kali membuat orang tua merasa cemas, kesal, hingga stres, karena khawatir akan memengaruhi tumbuh kembang buah hati.

Dokter spesialis anak, dr Dimple Gobind Nagrani, mengatakan GTM dapat dipicu oleh beberapa faktor mulai dari rasa bosan terhadap menu makan hingga kondisi kesehatan seperti tumbuh gigi. Untuk itu, orang tua perlu mencari tahu penyebab mengapa anaknya menolak saat diberi makan.

Baca Juga

“Jadi kalau anak enggak mau makan, jangan panik dulu, cari tahu dulu penyebabnya kenapa, terus cari solusinya,” kata dr Dimple seusai talkshow Gerakan Lahap Makan di kawasan Cilandak, Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Lebih lanjut dokter Dimple mengungkap beberapa metode untuk mengatasi GTM dan membuat anak lebih lahap saat makan. Yuk simak uraiannya:

1. Pastikan anak benar-benar lapar dan tidak ngantuk

Dokter Dimple mengatakan, salah satu alasan utama anak menolak makan adalah karena mereka belum lapar atau sedang mengantuk. Oleh karena itu, penting memastikan anak memiliki jeda waktu puasa sekitar 2-3 jam sebelum makan.

“Kalau anak enggak mau makan, jangan langsung melabelinya GTM. Bisa jadi dia belum lapar atau mengantuk. Dia kan pada prinsipnya baru belajar makan, jadi kalau belum lapar dan mengantuk pasti dia tidak akan fokus makan,” kata dia.

2 Variasikan rasa dan jenis makanan

Menurut dr Dimple, anak juga akan bosan dengan menu makanan yang monoton. Jadi, penting untuk menghadirkan variasi makanan yang sesuai dengan kombinasi menu seimbang. Pastikan makanan anak mengandung karbohidrat, protein hewani, lemak dan sayuran. Karbohidrat juga tidak selalu nasi, tapi bisa diganti kentang, ubi, atau singkong.

“Aroma dan rasa yang menggugah selera juga penting. Penggunaan rempah dapat meningkatkan nafsu makan anak secara alami,” kata dr Dimple

Selain itu, orang tua juga perlu memperhatikan tekstur makanan sesuai usia. Pada usia 6-8 bulan, teksturnya harus kental dan halus mirip tekstur mashed potato. Untuk usia 9-12 bulan, tekstur makanannya harus padat dan lembut, sementara usia 12 bulan ke atas anak sudah boleh dikenalkan dengan makanan keluarga.

3. Cara pemberian makan yang tepat

Metode ketiga agar anak lahap makan adalah memastikan cara yang benar dan nyaman bagi anak. Dokter Dimple menyarankan agar anak mengunyah dengan benar, biarkan anak menelan dulu makanannya sampai habis sebelum suapan berikutnya. Posisi makan anak juga harus sambil duduk, bukan berdiri atau digendong.

Dokter Dimple juga menyarankan agar anak dijauhkan dari distraksi seperti gawai, tontonan televisi, atau mainan selama makan. Distraksi tersebut pada akhirnya akan membuat anak tidak fokus pada makanan serta tidak bisa mengunyah makan dengan baik.

“Anak itu tidak bisa multitasking. Kalau diberikan gadget maka dia akan fokus ke layar, dan mereka tidak fokus untuk mengunyah. Ini bisa jadi kebiasaan buruk yang membuat anak akhirnya sulit makan saat tumbuh besar nanti,” kata dia.

Selain itu, durasi makan anak juga harus diperhatikan. Menurut dr Dimple, batas durasi makan anak maksimal hanya 30 menit. Jika lewat waktu itu anak masih menolak makan, maka hentikan dulu dan coba tawarkan makan kembali setelah 2-3 jam.

“Dan kalau makan terlalu lama, misal sampai 1 jam gitu yah, itu juga malah akan membuat jadwal makan anak berantakan lagi. Jadi 30 menit itu maksimal,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement