Sabtu 15 Feb 2025 13:04 WIB

15,5 Juta Remaja Indonesia Disebut Alami Masalah Kesehatan Mental

Selain masalah kesehatan mental, fenomena childfree juga menjadi sorotan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Qommarria Rostanti
Kesehatan mental (ilustrasi). Berdasarkan data Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey 2024, sekitar 15,5 juta remaja di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental.
Foto: Dok www.freepik.com
Kesehatan mental (ilustrasi). Berdasarkan data Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey 2024, sekitar 15,5 juta remaja di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Kesehatan mental remaja Indonesia menjadi salah satu sorotan serius. Merujuk data dari Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey 2024, sekitar 15,5 juta remaja atau setara dengan 34,9 persen dari total populasi remaja di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental.

Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga), Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, menyoroti generasi muda yang saat ini dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks. “Tentu saja isu ini menjadi perhatian bersama,” ujarnya dalam keterangan pers pada Sabtu (15/2/2025).

Baca Juga

Selain masalah kesehatan mental, Isyana juga menyoroti fenomena yang semakin marak di kalangan muda, yaitu ketakutan terhadap pernikahan dan pilihan untuk tidak memiliki anak (childfree). "BPS melalui Susenas tahun 2022 melaporkan bahwa sekitar 8,2 persen atau 72.000 perempuan memilih untuk tidak memiliki anak atau childfree," ujar Isyana. 

Politikus PSI itu menilai kondisi tersebut menjadi keprihatinan bersama. Hal ini mengingat menurutnya penduduk merupakan modal dasar dari pembangunan itu sendiri.

Untuk mengatasi tantangan ini, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga telah meluncurkan program Generasi Berencana (GenRe). Program ini bertujuan untuk membina remaja agar memiliki perencanaan hidup yang matang, termasuk dalam hal kesehatan mental, pendidikan, dan kehidupan berkeluarga.

"Kementerian kami mewadahi komunitas remaja yang sudah berjalan dengan baik selama berpuluh tahun melalui program Generasi Berencana (GenRe) yang saat ini ada mulai tingkat desa sampai Nasional," ujar Isyana. 

Program ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi remaja untuk mengembangkan diri, meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental, dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan.

Isyana menekankan penguatan karakter generasi muda menjadi krusial dalam memanfaatkan Bonus Demografi menuju Indonesia Emas 2045. Bonus demografi, yang diprediksi mencapai puncaknya pada tahun 2030-2040, merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi negara maju. Namun, peluang ini hanya dapat dimanfaatkan jika generasi muda memiliki kesehatan mental yang baik, karakter yang kuat, dan produktivitas yang tinggi.

"Indonesia membutuhkan pemimpin-pemimpin muda yang cerdas, berbudi pekerti luhur, mau bekerja keras dan tentunya berkomitmen tinggi untuk mendorong produktivitas bangsa Indonesia," kata Isyana. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement