Rabu 13 Aug 2025 09:31 WIB

Tren Baru di China: Orang Dewasa Pakai Empeng

Mengapa orang dewasa di China membeli dan menggunakan empeng?

Empeng dewasa (ilustrasi). Mncul tren penggunaan empeng dewasa di China yang diklaim mampu membantu mengendalikan kebiasaan merokok dan ngemil, meningkatkan kualitas tidur, dan mengurangi kecemasan.
Foto: Dok. Freepik
Empeng dewasa (ilustrasi). Mncul tren penggunaan empeng dewasa di China yang diklaim mampu membantu mengendalikan kebiasaan merokok dan ngemil, meningkatkan kualitas tidur, dan mengurangi kecemasan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah tren aneh tiba-tiba populer di China, menarik perhatian, dan memicu perdebatan sengit di platform media sosial lokal seperti Sina Weibo. Tren tersebut adalah penggunaan empeng dewasa.

Dilansir laman China Daily, dengan lebih dari 68 juta views, tren ini membuat salah satu empeng dewasa terlaris di Taobao, platform e-commerce populer, terjual lebih dari 10 ribu unit dengan harga sekitar Rp35 ribu per buah. Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar: mengapa orang dewasa di China ramai-ramai membeli dan menggunakan empeng?

Baca Juga

Empeng dewasa dipasarkan dengan klaim manfaat yang beragam. Beberapa pengguna mengeklaim produk ini membantu mengendalikan kebiasaan merokok dan ngemil, meningkatkan kualitas tidur, dan mengurangi kecemasan. Pembeli lain membelinya untuk mencegah kebiasaan menggemeratakkan gigi saat tidur atau bahkan untuk membungkam pasangan yang mendengkur.

Seorang pengguna Douyin (TikTok versi China) memuji empeng ini karena berhasil menghentikan kebiasaan ngemil dan cerewetnya, bahkan mengaitkan penggunaan empeng dengan penurunan berat badan dan kenyamanan emosional. Produk empeng dewasa ini berukuran lebih besar, sekitar 4,5 sentimeter, lebih panjang dari empeng bayi yang umumnya berukuran 2,5 sentimeter. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp18 ribu hingga Rp180 ribu di Taobao.

Namun, tren ini memicu beragam komentar di media sosial. Beberapa orang menganggapnya sebagai trik pemasaran untuk menjual surplus produk bayi, sementara yang lain berkomentar, "Dunia akhirnya menjadi gila dengan cara yang tidak saya kenali". Tak sedikit juga yang menyayangkan kebiasaan ini dengan mengatakan, "Beberapa orang selalu ingin memperlakukan diri mereka seperti bayi dan bersikap imut. Semua orang harus tumbuh dewasa, biarkan saja hal-hal berjalan alami".

Meredakan Kecemasan atau Menghindari Masalah Sebenarnya?

Fenomena ini menarik perhatian para profesional kesehatan, salah satunya Direktur Departemen Stomatologi di Aerospace Center Hospital, Beijing, Wang Xueling. Menurut dia, sebagian orang dewasa, ketika menghadapi situasi bertekanan tinggi yang di luar kemampuan mereka, secara tidak sadar mungkin ingin kembali ke tahap oral masa bayi.

"Mereka mencari kelegaan dari kecemasan melalui tindakan mengisap yang akrab dan menenangkan," katanya.

Empeng dewasa dinilai dapat memberikan kelegaan sementara, mirip dengan bagaimana sebagian orang dewasa mengandalkan boneka beruang. Namun, Wang memberikan peringatan. "Jika perilaku ini berlangsung selama lebih dari tiga bulan, itu bisa menunda identifikasi dan intervensi dari sumber kecemasan yang sebenarnya dan melemahkan kemampuan individu untuk mengatasi masalah kehidupan nyata. Perawatan profesional diperlukan," ujarnya.

Menurut dia, sangat tidak disarankan menggunakan empeng untuk mencegah mendengkur atau menggemeratakkan gigi. Penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan efek samping serius, seperti anterior open bite (gigi depan tidak menutup dengan benar), kebiasaan mendorong lidah, dan gigi yang menonjol. Gesekan dan tekanan yang terus-menerus juga dapat menyebabkan ulkus pada mukosa mulut. Penggunaan saat tidur juga berisiko menghalangi jalan napas, mengganggu pernapasan normal, dan memperburuk dengkuran.

Senada dengan Wang, lulusan magister dari Fakultas Stomatologi Universitas Peking, Fan Shaoqing, mengatakan efektivitas empeng belum terbukti secara ilmiah. "Mengisap empeng secara berlebihan dan sering berpotensi memengaruhi susunan gigi," kata dia.

Shaoqing menyebut empeng bayi memiliki kebutuhan alami untuk mengisap, sementara orang dewasa tidak lagi memiliki insting tersebut. "Kemungkinan tidak ada dasar ilmiah untuk menggunakan empeng untuk meredakan kecemasan," ujarnya.

Meskipun banyak toko daring mengeklaim empeng dewasa dapat meredakan stres dan membantu tidur, para dokter memperingatkan akan bahaya kesehatan yang mungkin terjadi. Dokter gigi di Chengdu, Sichuan, Tang Caomin, mengatakan penjual dengan sengaja meremehkan potensi kerusakan pada mulut pelanggan. "Dengan mengisap empeng selama lebih dari tiga jam sehari, posisi gigi mungkin akan berubah setelah satu tahun," ujar Tang. Ia juga mengingatkan risiko terhirupnya bagian empeng saat tidur.

Dari sisi psikologi, psikolog di Chengdu, Zhang Mo, berpendapat bahwa kebutuhan emosional seseorang yang menggunakan empeng mungkin tidak terpenuhi. "Solusi sebenarnya bukanlah memperlakukan diri mereka sebagai anak-anak, tetapi menghadapi tantangan secara langsung dan menyelesaikannya," ujarnya dikutip dari laman South China Morning Post pada pekan lalu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement