Kamis 13 Feb 2025 22:40 WIB

34 Persen Pelajar SMA di Jakarta Terindikasi Punya Masalah Kesehatan Mental

Anak-anak disebut rentan mengalami masalah kesehatan mental akibat tekanan.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Ilustrasi Kesehatan Mental. Sebanyak 34 persen pelajar SMA di Jakarta memiliki indikasi masalah kesehatan mental.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Kesehatan Mental. Sebanyak 34 persen pelajar SMA di Jakarta memiliki indikasi masalah kesehatan mental.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI periode 2014-2019 Nila Moeloek, menekankan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental anak untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Menurut dia, anak-anak rentan mengalami masalah kesehatan mental akibat tekanan yang datang dari lingkungan rumah maupun sekolah.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Health Collaborative Center (HCC) dan Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) bersama Yayasan BUMN, ditemukan bahwa 34 persen pelajar SMA di Jakarta memiliki indikasi masalah kesehatan mental. “Jadi, kami melihat tiga sampai empat anak itu dari 10 anak mendapatkan gangguan emosi, meliputi perilaku marah dan cenderung berkelahi akibat gangguan mental emosional,” ujarnya saat ditemui di sela-sela acara Zona Mendengar Jiwa yang digelar Yayasan BUMN di SMAN 95 Jakarta, Jakarta Barat, Kamis (13/2/2025).

Baca Juga

Menyikapi hal tersebut, Nila mendukung inisiatif Zona Mendengar Jiwa yang digagas Yayasan BUMN. Program ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah emosional anak-anak di Indonesia, khususnya di Jakarta. “Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan bisa mengatasi masalah-masalah emosional mereka agar mereka tidak jatuh ke dalam tentunya stres ataupun depresi dan sebagainya,” kata dia.

Zona Mendengar Jiwa mencakup serangkaian kegiatan seperti pembelajaran pengenalan emosi, teknik pernapasan, dan diskusi kelompok. Yayasan BUMN juga menyediakan sarana seperti bilik cerita, self check-in, dan dinding curhat untuk memudahkan para pelajar mengekspresikan kondisi emosional mereka secara anonim.

“Anak-anak ini perlu buat kita jadikan SDM yang berkualitas. Nah untuk itu, kita tentu harus menjaga tidak hanya fisik, tetapi mental mereka juga,” ujar Nila.

Selain itu, program ini melatih guru dalam Social-Emotional Learning (SEL) dan deteksi dini masalah kesehatan mental. Dukungan materi seperti majalah dinding interaktif, QR code, dan sumber digital lainnya juga disediakan untuk memperkuat implementasi program. Sebelum digelar di SMAN 95 Jakarta, Zona Mendengar Jiwa telah dilaksanakan di beberapa sekolah lain, seperti SMAN 41 di Jakarta Utara dan SMAN 113 di Jakarta Timur.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement