Jumat 23 Aug 2024 15:18 WIB

Bau Ketiak Bikin Minder? Yuk Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dalam beberapa kasus, bau ketiak bisa menjadi indikasi masalah kesehatan.

Bau ketiak (ilustrasi). Ada beberapa penyebab bau ketiak dan cara mengatasinya.
Foto: Mgrol101
Bau ketiak (ilustrasi). Ada beberapa penyebab bau ketiak dan cara mengatasinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bau ketiak merupakan masalah yang dialami sebagian orang. Meskipun tidak berbahaya, bau ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Sayangnya, sebagian masalah bau ketiak tak bisa diatasi hanya dengan penggunaan deodoran. Ada orang-orang yang tetap memiliki bau badan meski sudah mandi dan menggunakan deodoran.

Baca Juga

Dalam beberapa kasus, bau badan yang tidak sedap bisa menjadi indikasi masalah kesehatan. Dokter umum dari Inggris, Sophie Newton, menjelaskan  bau ketiak adalah bau tidak sedap yang disebabkan oleh bakteri pada kulit yang memecah keringat menjadi asam, biasanya dimulai pada masa pubertas dengan meningkatnya hormon yang disebut androgen.

"Keringat itu sendiri tidak berbau dan memiliki tugas penting untuk membantu mengatur suhu, tetapi bakteri dapat menggunakannya sebagai tempat berkembang biak dan saat itulah bau terbentuk," kata dr Sophie dilansir laman The Sun.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang bau ketiak:

1. Keringat dan bakteri

Ketiak adalah area tubuh yang cenderung lembap dan hangat, kondisi ini menjadikannya lingkungan ideal bagi bakteri untuk berkembang biak. Keringat sendiri sebenarnya tidak berbau, namun bakteri yang berada di permukaan kulit memecah protein dalam keringat menjadi asam, yang menghasilkan bau tidak sedap.

2. Genetika dan hormon

Faktor genetika dapat memengaruhi produksi keringat dan jenis bakteri yang ada pada kulit. Selain itu, perubahan hormon, seperti masa pubertas, menstruasi, serta kehamilan, dapat meningkatkan produksi keringat dan menyebabkan bau yang lebih menyengat.

3. Makanan dan minuman tertentu

Konsumsi makanan atau minuman tertentu seperti bawang, rempah-rempah, dan alkohol, dapat meningkatkan produksi keringat dan mengubah komposisi bau ketiak.

4. Kebersihan pribadi

Kebersihan yang kurang dijaga, termasuk jarang mandi atau tidak membersihkan area ketiak dengan baik, dapat meningkatkan risiko bau ketiak.

Selain faktor di atas, ada beberapa masalah kesehatan yang bisa ditandai dengan bau tak sedap pada ketiak, berikut ini penjelasannya dikutip dari Pusat Data Republika:

1. Kelebihan berat badan

Menurut dr Sophie, orang yang kelebihan berat badan lebih mungkin memiliki bau ketiak tak sedap. Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas mungkin memiliki lipatan di kulit mereka, yang merupakan tempat berkembang biaknya bakteri.

Sebuah studi menemukan bahwa orang yang kelebihan berat badan lebih cenderung memiliki indra penciuman yang buruk dibandingkan dengan orang yang lebih langsing. Ini menunjukkan orang yang obesitas cenderung tidak sadar bahwa ketiaknya beraroma tak sedap.

2. Diabetes

Dr Sophie mengatakan, mereka yang mengidap diabetes bisa mengalami bau ketiak yang terkadang bisa mengeluarkan lebih banyak aroma buah. Jika Anda menderita diabetes, perubahan bau badan bisa menjadi tanda ketoasidosis terkait diabetes.

Ketoasidosis diabetik, juga dikenal sebagai DKA, adalah kondisi kekurangan insulin yang parah dalam tubuh. Ini berarti tubuh tidak dapat menggunakan gula untuk energi, dan mulai menggunakan lemak sebagai gantinya. Kadar keton yang tinggi menyebabkan darah menjadi asam dan bau badan menjadi manis.

3. Penyakit hati

Orang yang memiliki penyakit hati dapat mengeluarkan keringat berbau tak sedap di ketiak. Penderita dapat mengalami keringat berlebih dan bau busuk yang mirip dengan aroma telur busuk.

4. Penyakit ginjal

Orang yang memiliki penyakit ginjal kronis lebih mungkin memiliki bau badan yang menyerupai amonia. Ini karena racun yang menumpuk di dalam tubuh.

Bagaimana cara mengatasi bau ketiak?

Dr Sophie menyarankan untuk mandi setiap hari dengan sabun atau pengganti sabun yang bisa membunuh bakteri berlebih pada kulit. Dia juga menyarankan menggunakan antiperspiran, bukan hanya deodoran yang hanya menghilangkan bau. "Antiperspiran sebenarnya mengurangi keringat berlebih," kata dia. Selain itu, pakailah pakaian dengan serat alami yang bersih yang memungkinkan kulit Anda bernapas.

Selain cara di atas, ahli dermatologi dr Sina Ghadiri membagikan trik sederhana untuk mengatasi bau ketiak yang membandel. Trik tersebut adalah mengaplikasikan asam glikolat pada kulit ketiak. Asam glikolat adalah sebuah bahan aktif yang mudah ditemukan dalam produk-produk perawatan kulit yang dijual bebas di toko.

"Tak ada yang salah dengan deodoran, tetapi sebagian orang masih kesulitan mengontrol bau dengan menggunakan itu," ujar dr Ghadiri, seperti dilansir Express, pada Mei lalu.

Secara umum, asam glikolat adalah sejenis alpha hydroxy acid (AHA) yang diturunkan dari tebu. Bahan aktif ini cukup umum digunakan untuk mengeksfoliasi kulit dan mengatasi masalah hiperpigmentasi. Dalam mengatasi masalah bau badan, asam glikolat bukan bekerja sebagai pengganti deodoran atau antiperspiran yang bisa mengurangi produksi keringat.

Menurut ahli dermatologi dr Marisa K Garshick, asam glikolat dapat mengurangi bau ketiak dengan cara menurunkan pH pada kulit ketiak. "Sehingga membuat bakteri penyebab bau sulit bertahan hidup di area tersebut," jelas dr Garshick.

Namun perlu diingat pula bahwa penggunaan asam glikolat juga memiliki risiko. Mengingat sifatnya yang dapat mengeksfoliasi, pengaplikasian asam glikolat pada area berkulit tipis dan lembut seperti ketiak bisa memicu terjadinya iritasi, kemerahan, kulit mengelupas, serta kulit sensitif.

Agar terhindar dari risiko ini, dr Garshick menganjurkan orang-orang untuk tidak menggunakan produk asam glikolat dengan konsentrasi di atas 8-10 persen pada ketiak. Bila kulit ketiak tetap iritasi dengan asam glikolat berkonsentrasi 8-10 persen, coba gunakan produk lain dengan konsentrasi asam glikolat yang lebih kecil.

Selain itu, pengaplikasian asam glikolat pada kulit ketiak sebaiknya tidak dilakukan setiap hari. Batas frekuensi penggunaan asam glikolat pada ketiak yang direkomendasikan adalah 1-2 kali per satu pekan. 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement