Sabtu 17 Aug 2024 14:12 WIB

Astronaut Wanita Sunita Williams Diprediksi Terjebak di Stasiun Angkasa Hingga 2025

Astronaut wanita Sunita William berisiko tinggi mengalami kanker.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Astronaut wanita Sunita L Williams. Sunita Williams dan Butch Wilmore, kini menghadapi masa tinggal yang jauh lebih lama di Stasiun Antariksa Internasional (ISS) hingga 2025.
Foto: Dok. Nasa.gov
Astronaut wanita Sunita L Williams. Sunita Williams dan Butch Wilmore, kini menghadapi masa tinggal yang jauh lebih lama di Stasiun Antariksa Internasional (ISS) hingga 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Astronaut NASA, Sunita Williams dan Butch Wilmore, kini menghadapi masa tinggal yang jauh lebih lama di Stasiun Antariksa Internasional (ISS) dari yang diperkirakan sebelumnya. Kedua astronaut, yang memulai perjalanan mereka ke ISS pada 5 Juni dengan menggunakan pesawat ruang angkasa Boeing Starliner, mungkin akan tetap berada di ruang angkasa hingga 2025 karena masalah teknis yang tak terduga.

Pada awalnya, misi ini direncanakan hanya berlangsung selama satu pekan, tetapi sekarang telah diperpanjang menjadi lebih dari delapan bulan. Perubahan yang tidak terduga ini telah mengubah penerbangan luar angkasa berawak pertama Boeing menjadi misi penyelamatan yang potensial, di mana NASA menjajaki kemungkinan menggunakan Crew Dragon milik SpaceX untuk membawa para astronaut kembali ke Bumi.

Baca Juga

Durasi misi yang panjang ini menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan dan keselamatan para astronaut. ISS, yang mengorbit sekitar 400 kilometer di atas Bumi, berada di luar perisai atmosfer dan medan magnet planet kita. Lokasi ini membuat para astronaut terpapar radiasi matahari yang jauh lebih tinggi, dengan beberapa bagian orbit stasiun mengalami tingkat radiasi lebih dari 30 kali lipat dari yang ada di Bumi, menurut data dari Badan Antariksa Eropa (ESA).

Dilansir Business Standard, Jumat (16/8/2024), paparan radiasi luar angkasa yang berkepanjangan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk risiko kanker yang lebih tinggi, kerusakan jaringan, dan komplikasi sistem saraf. Data NASA menunjukkan tingkat radiasi di ISS dapat berkisar antara 50 hingga 20 ribu mili-sieverts, yang setara dengan 150 hingga 6.000 kali rontgen dada.

Selain radiasi, misi yang lebih lama juga berarti paparan yang lebih lama terhadap mikrografi. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan tulang dan otot yang signifikan, dengan NASA menyatakan astronaut dapat kehilangan sekitar 1 persen massa tulang mereka setiap bulan di area-area penting seperti tulang belakang bagian bawah, pinggul, dan tulang paha.

Saat ini, NASA sedang menyusun rencana darurat untuk membawa kembali kedua astronaut tersebut ke Bumi. “Kami telah bekerja sama dengan SpaceX untuk memastikan bahwa mereka siap merespons dengan Crew 9, mengembalikan Butch dan Suni,” kata Steve Stich, manajer Program Kru Komersial Nasa.

Sebagai informasi, misi Starliner, yang dikomandani oleh Wilmore dan dikemudikan oleh Williams, bertujuan untuk menyertifikasi pesawat ruang angkasa ini untuk perjalanan rutin ke dan dari ISS. Diluncurkan pada 5 Juni, Starliner berhasil merapat ke ISS pada hari berikutnya

Semula mereka dijadwalkan kembali pada 14 Juni, misi ini dimaksudkan untuk memberikan NASA alternatif selain Crew Dragon milik SpaceX. Saat ini, kapsul Crew Dragon - yang mampu membawa hingga tujuh penumpang ke dan dari orbit Bumi - adalah satu-satunya penyedia layanan transportasi kru untuk ISS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement