REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Uji kesembilan wahana antariksa Starship milik raksasa teknologi antariksa Amerika Serikat, SpaceX, dilaporkan berakhir dengan kegagalan. Misi ini, yang juga menandai penerbangan ulang pertama roket pendorong Super Heavy, tidak berjalan sesuai rencana.
Insiden ini terjadi dalam upaya SpaceX untuk terus mengembangkan sistem Starship, yang dirancang untuk menjadi wahana antariksa multiguna untuk misi ke bulan, Mars, dan tujuan luar angkasa lainnya. Roket pendorong Super Heavy adalah tahap pertama yang sangat krusial dalam sistem Starship, bertanggung jawab untuk meluncurkan Starship dari bumi sebelum kembali mendarat secara vertikal.
SpaceX meluncurkan uji kesembilan wahana antariksa dua tahap Starship pada Selasa, setelah dua peluncuran sebelumnya gagal pada Januari dan Maret. Wahana Starship yang dipasang pada Super Heavy, pendorong tahap pertama yang dapat digunakan kembali, lepas landas sekitar pukul 23.30 GMT dari lokasi peluncuran Starbase di Texas. SpaceX menyebut wahana Starship "mengalami pembongkaran cepat yang tidak terjadwal", dengan kata lain meledak saat peluncuran.
"Tim akan terus meninjau data dan bekerja untuk uji terbang berikutnya," kata SpaceX dalam sebuah unggahan di X segera setelah peluncuran.
Perusahaan itu menambahkan bahwa uji yang gagal itu akan membantu meningkatkan keandalan Starship karena SpaceX berambisi untuk membuat wahana antarplanet yang andal. CEO SpaceX yang juga miliarder Elon Musk, menjelaskan melalui akun X-nya bahwa kebocoran tangki bahan bakar menjadi penyebab roket berputar saat mengorbit bumi hingga akhirnya peluncuran harus dihentikan.
“Starship berhasil mencapai titik pemadaman mesin sesuai jadwal -- ini adalah peningkatan besar dibandingkan penerbangan sebelumnya! Selain itu, tidak ada kerusakan berarti pada pelindung panas selama fase pendakian,” ujar Musk.
Ia mengatakan kebocoran tersebut menyebabkan hilangnya tekanan utama pada tangki selama fase melayang dan memasuki kembali atmosfer. Lebih lanjut, Musk mengungkapkan bahwa tiga uji coba peluncuran berikutnya akan dilakukan secara bertahap, dengan jeda sekitar tiga hingga empat pekan di antara setiap peluncuran.
Pada Desember 2024, Musk menyatakan bahwa misi tanpa awak menggunakan Starship berpotensi mendarat di Mars dalam dua tahun ke depan. Sementara itu, misi berawak diperkirakan bisa menyusul dalam kurun waktu empat tahun ke depan.