REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis asal Irlandia, Sally Rooney, mendapat peringatan hukum dari Pemerintah Inggris setelah secara terbuka menyatakan dukungan terhadap Palestine Action. Palestine Action merupakan kelompok pro Palestina yang baru-baru ini dicap sebagai organisasi terlarang di Inggris.
Penulis novel Normal People itu sebelumnya menyatakan dalam sebuah artikel di The Irish Times bahwa ia berkomitmen untuk terus mendukung Palestine Action dalam melawan genosida. la juga menegaskan akan menggunakan pendapatan dari karyanya untuk membiayai kelompok tersebut.
"Jika ini membuat saya dianggap sebagai pendukung terorisme menurut hukum Inggris, biarlah," tulis Rooney, seraya menjelaskan bahwa ia sengaja tidak menerbitkan pernyataannya di media Inggris demi menghindari pelanggaran hukum.
Menanggapi pernyataan tersebut, juru bicara Perdana Menteri Inggris menyatakan bahwa mendukung organisasi terlarang adalah pelanggaran hukum di bawah Undang-Undang Terorisme Inggris. Kelompok Palestine Action ditetapkan sebagai organisasi teroris di Inggris pada bulan Juli 2025, setelah melakukan serangkaian aksi langsung yang menargetkan pabrik senjata, pangkalan udara RAF, dan universitas, yang menyebabkan kerusakan senilai jutaan poundsterling. Namun kebijakan ini mendapat kritik luas dari berbagai kalangan termasuk aktivis hak sipil.
Sally Rooney juga menuduh Pemerintah Inggris menerapkan hukum anti-terorisme secara tidak adil. Menurutnya, para pendukung Palestine Action ditangkap hanya karena memakai kaus atau ikut aksi damai.
"Sementara itu, pendukung Ulster Volunteer Force (UVF) -kelompok paramiliter yang juga dilarang karena terlibat dalam kekerasan- tidak ditindak sama sekali, meskipun mereka terang-terangan mengecat ulang mural UVF di Belfast belum lama ini," kata Rooney seperti dilansir laman The National, Rabu (20/8/2025).
Palestine Action yang didirikan oleh Richard Barnard awalnya hanya merupakan kelompok kecil dalam gerakan pro Palestina di Inggris. Namun sejak pelarangan oleh pemerintah, kelompok ini justru mendapat lonjakan dukungan. Dalam satu hari di bulan ini saja, lebih dari 500 orang ditangkap karena ikut aksi bersama kelompok tersebut.
Tokoh Partai Buruh sekaligus aktivis HAM, Baroness Shami Chakrabarti, menyebut keputusan pemerintah ini bisa menjadi momen "I am Spartacus", di mana justru semakin banyak orang yang turun ke jalan untuk mendukung Palestine Action. Sally Rooney bukan satu-satunya tokoh publik yang memberikan donasi untuk gerakan pro Palestina. Sebelumnya, miliarder asal AS, James "Fergie" Chambers, juga mengaku membiayai biaya hukum untuk aktivis Palestine Action.
Pemerintah Inggris bahkan sempat menuding kelompok ini menerima dana dari Iran, namun klaim ini dibantah keras oleh Palestine Action. Hingga saat ini situs Palestine Action masih menerima donasi dari masyarakat dalam bentuk kripto, sementara sejumlah organisasi lain tengah menggalang dana untuk membantu para tahanan dan keluarga mereka.