Sabtu 29 Jun 2024 00:08 WIB

Terjebak di Luar Angkasa, Astronaut NASA Berjuang Kembali ke Bumi

Astronaut Sunita Williams belum kembali ke bumi usai lakukan misi luar angkasa.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Astronaut wanita Sunita L Williams. Astronaut NASA keturunan India-Amerika, Sunita Williams, bersama dengan Butch Wilmore, saat ini dikabarkan terjebak di luar angkasa dengan pesawat ruang angkasa Starliner.
Foto: Dok. Nasa.gov
Astronaut wanita Sunita L Williams. Astronaut NASA keturunan India-Amerika, Sunita Williams, bersama dengan Butch Wilmore, saat ini dikabarkan terjebak di luar angkasa dengan pesawat ruang angkasa Starliner.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Astronaut NASA keturunan India-Amerika, Sunita Williams, bersama dengan Butch Wilmore, saat ini dikabarkan terjebak di luar angkasa dengan pesawat ruang angkasa Starliner. Awalnya dijadwalkan untuk misi delapan hari, para astronaut dan anggota kru hingga kini masih berjuang untuk kembali ke Bumi.

Pesawat ruang angkasa ini dilaporkan telah mengalami lima kali kebocoran helium sejak keberangkatannya dari Bumi. Terungkap juga bahwa lima pendorong manuver mati dan sebuah katup propelan gagal menutup sepenuhnya. Ini adalah misi berawak pertama Starliner sebagai bagian dari Program Awak Komersial NASA.

Baca Juga

Pesawat luar angkasa Starliner lepas landas dari Bumi pada tanggal 5 Juni dan dijadwalkan kembali pada tanggal 13 Juni. Misi luar angkasa ini bertujuan untuk menguji kemampuan Starliner mulai dari peluncuran hingga berlabuh di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan kembali ke Bumi dengan selamat. Hingga saat ini, belum ada tanggal pasti untuk kepulangannya.

Manajer Program Kru Komersial NASA, Steve Stich, mengatakan bahwa mereka sedang berupaya mengatasi kebocoran sistem helium kecil dan kinerja pendorong (thruster) pada pesawat.

“Banyak thruster Starliner yang mengalami panas berlebih saat dinyalakan, dan juga ada kebocoran helium, yang digunakan untuk memberi tekanan pada thruster. Tampaknya terkait dengan seberapa sering thruster tersebut digunakan,” kata Steve Stich seperti dilansir Business Today, Jumat (28/6/2024).

Stich mengungkapkan Starliner dapat bertahan di ISS hingga 45 hari dalam kondisi normal. Namun, jika diperlukan, durasi ini dapat diperpanjang hingga 72 hari dengan menggunakan berbagai sistem cadangan di dalam pesawat. Hal ini akan memberikan waktu yang cukup bagi para engineer untuk mencari tahu dan menyelesaikan masalah teknis pada pesawat ruang angkasa.

“Fleksibilitas ini memungkinkan pengendali misi dan engineer memiliki waktu yang cukup untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah teknis yang mungkin timbul sebelum melakukan pelepasan pesawat ruang angkasa dan kembali ke Bumi,” kata Stich.

Terlepas dari masalah yang ada, Stich yakin bahwa setelah masalah ini terselesaikan, Starliner dapat dengan aman membawa kembali Williams dan Wilmore. Menurut laporan New York Post, SpaceX milik Elon Musk, saingan Boeing, dapat membantu menyelamatkan para astronaut dan anggota kru lainnya dari luar angkasa dengan pesawat luar angkasa Crew Dragon. Khususnya, SpaceX, dengan kapsul Crew Dragon-nya, adalah satu-satunya perusahaan lain yang saat ini disertifikasi oleh NASA untuk mengangkut astronot dari dan ke ISS.

Sebagai informasi, Sunita Williams dipilih sebagai astronaut oleh NASA pada 1998 dan merupakan veteran dari dua misi luar angkasa, Ekspedisi 14/15 dan 32/33. Saat ini ia bertugas sebagai pilot misi Uji Penerbangan Awak di atas pesawat ruang angkasa Starliner milik Boeing–penerbangan berawak pertama untuk kendaraan tersebut–dan misi ketiganya di atas Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Perempuan yang akrab disapa Suni tersebut lahir pada 19 September 1965 di Euclid, Ohio dari pasangan Dr Deepak dan Bonnie Pandya. Ia juga menganggap Needham, Massachusetts sebagai kampung halamannya.

Sunita Williams mendaftar di Akademi Angkatan Laut AS di Annapolis, Maryland pada tahun 1983. Dia menjadi kadet pada tahun 1987 dan memulai pelatihan penerbang di Naval Aviation Training Command. Pada tahun 1995, Williams memperoleh gelar MS di bidang manajemen teknik dari Florida Institute of Technology di Melbourne, dan dia memulai pelatihan astronaut pada 1998.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement