Rabu 24 Apr 2024 16:05 WIB

Kasus Rawat Inap Akibat Vape Melonjak di Kalangan Anak Inggris, Ada yang Masih Balita

Kasus rawat inap akibat vape melonjak di kelompok remaja dan anak Inggris sejak 2020.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Anak sakit (ilustrasi). Ada 11 balita Inggris yang menjalani rawat inap akibat vape pada 2023.
Foto: www.pixabay.com
Anak sakit (ilustrasi). Ada 11 balita Inggris yang menjalani rawat inap akibat vape pada 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah anak yang harus dirawat di rumah sakit akibat vape mengalami lonjakan hingga lebih dari 700 persen di Inggris. Yang tak kalah mengejutkan, kasus ini ditemukan pada berbagai rentang usia anak, termasuk anak di bawah umur lima tahun atau balita.

Menurut laporan dari National Health Service (NHS), jumlah pasien dari segala usia yang mengalami gangguan akibat vape dan membutuhkan perawatan di rumah sakit mengalami peningkatan sebesar 276 persen sejak 2020. Sedangkan pada kelompok remaja dan lebih muda, peningkatan kasusnya mencapai 733 persen.

Baca Juga

Per tahun lalu, para dokter melaporkan ada sekitar 365 pasien yang dirawat di rumah sakit karena mengalami gangguan akibat vape. Sekitar 50 pasien di antaranya merupakan anak-anak dan 11 dari pasien anak-anak ini masih berusia di bawah lima tahun.

Salah satu gangguan akibat vape yang ditemukan pada anak-anak adalah kecanduan nikotin. Sejumlah guru telah melaporkan bahwa murid mereka mengalami gejala-gejala kecanduan nikotin yang membuat kerap kehilangan fokus saat sedang di kelas.

Seperti diketahui, vape juga memiliki nikotin seperti rokok konvensional. Kadar nikotin yang terdapat di dalam vape atau rokok elektrik bisa berbeda-beda.

Kadar nikotin yang dilegalkan untuk cairan vape di Inggris adalah 20 mg/ml. Sebagai perbandingan, merek vape populer di Inggris, yaitu The Elf Bar 600 memiliki nikotin yang setara dengan 48 batang rokok konvensional. Dengan kata lain, 12,5 puff dari vape ini setara dengan 1 batang rokok.

photo
Bahaya vape. - (Republika)

Studi yang dilakukan oleh peneliti di Medical University of Silesia di Polandia juga menemukan bahwa vape memiliki toksin berbahaya, meski kerap dipasarkan sebagai alternatif rokok yang lebih sehat. Hal serupa juga disampaikan oleh drg Onkar Mudhar.

Menurut drg Mudhar, nikotin dari vape bisa membuat mulut kering dan mengurangi produksi liur. Akibatnya, bakteri dan makanan bisa menumpuk lebih mudah dan menyebabkan iritasi.

Selain itu, mengacu pada data kasus rawat inap terkait vape di Inggris pada 2022, sebagian besar gangguan yang dialami oleh pasien adalah masalah pernapasan. Masalah pernapasan ini berupa sesak napas, nyeri dada, peradangan paru, dan dalam kasus yang berat, dapat terjadi gagal napas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement