Ahad 07 Apr 2024 07:15 WIB

Hampers Buat Anak Jadi Kontroversi, Tolak Saja atau Ajarkan Anak tak Kalap Makan Snack?

Warganet meributkan bingkisan lebaran berisi snack untuk anak-anak.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini, pengguna media sosial X riuh memperdebatkan keluhan seorang warganet tentang hampers yang dibagikan untuk anak-anak. Bingkisan tersebut rupanya berisi makanan kemasan yang tinggi kandungan gula dan garam.

Keluhan itu kemudian mendapatkan berbagai reaksi dari warganet. Sebetulnya, bagaimana seharusnya orang tua bereaksi jika anaknya menerima bingkisan makanan kemasan seperti itu?

Baca Juga

Ahli gizi Seala Septiani mengingatkan anak-anak perlu memperhatikan jumlah gula tambahan dan garam yang diasup di luar dari sumber-sumber alami seperti buah dan sayur. Menurut Seala, batas maksimal konsumsi gula tambahan harian adalah 10 persen dari total energi yang dikonsumsi dalam sehari, yakni sekitar 25 gram atau setara dengan dua sendok makan gula.

Untuk garam, batas maksimalnya adalah 2.300 mg sodium atau natrium. Itu setara dengan satu sendok teh garam.

Seala menyarankan untuk menghindari konsumsi kudapan yang tidak bernilai gizi. Misalnya, snack yang hanya mengandung gula atau garam tanpa zat gizi lain seperti serat, vitamin, atau zat besi.

"Konsumsi snack yang tidak bernilai gizi (misal hanya ada gula atau garam, tapi tidak mengandung zat gizi lain seperti serat, vitamin, zat besi, dan lain-lain) sebaiknya dihindari," kata Seala kepada Republika.co.id, Jumat (5/4/2024).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement