Ahad 10 May 2015 18:17 WIB

Lima Camilan yang Buruk

Nugget dimasak menggunakan minyak banyak dan mengandung pengawet, menjadikannya kurang cocok sebagai camilan anak.
Foto: pixabay
Nugget dimasak menggunakan minyak banyak dan mengandung pengawet, menjadikannya kurang cocok sebagai camilan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, Coba sodorkan 7 camilan dan jajanan yang populer  kepada Dr. Diani Adrina, SpGK dari RS Pusat Pertamina, Jakarta. Ia memilih lima camilan buruk yang patut dihindari si kecil, seperti dikutip dari www.parentsindonesia.com.

Burger

Fakta: Isi tangkup roti, selembar daging, selembar keju ditambah selada dan acar akan menyetor 540 kalori, yang terbesar berasal dari lemak jenuh sebanyak 41 persen. Lemak jenuh sulit diuraikan oleh tubuh dan cepat diubah menjadi kolesterol. Seratnya terabaikan. Kandungan natrium atau sodiumnya mencapai 33 persen dari kebutuhan sehari.

Pertimbangkan:  Dengan pasokan kolesterol sebanyak 122 mg, sebuah burger sudah memasok lebih dari seperti jatah kolesterol harian yang 300 m. Kelebihan kolesterol akan menimbulkan risiko gangguan tekanan darah dan penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah.

Nugget ayam instan

Fakta: 6 potong nugget ayam menghasilkan 285 kalori, dimana 163 kalori berasal dari lemak dengan kolesterol sebanyak 52,8 mg. Kandungan natriumnya mengambil jatah 23 persen dari kebutuhan harian. Sedangkan, proteinnya tinggi, yakni 30 persen dari kebutuhan harian.  

Pertimbangkan: Meski mempunyai lemak tak jenuh yang baik bagi tubuh, makanan ini memasok kalori yang cukup besar. Nugget dibuat dari cabikan daging ayam dan digoreng dalam minyak yang sangat banyak. Mengandung zat tambahan, seperti pengawet, untuk membuatnya tahan lama.

Kentang goreng

Fakta: Dalam 30 batang kentang goreng terdapat 201 kalori dengan kandungan karbohidrat sebanyak 50 persen. Terdapat juga serat sebanyak 1,4 gram–masih jauh dari kebutuhan asupan per hari, yakni 36 g. Kandungan lemak yang aman kurang dari 25 persen dari jumlah kalori yang dikandungnya.    

Pertimbangkan:  Diabetes and Obesity Center of Excellence di University of Washington in Seattle menemukan kandungan lemak yang tinggi berisiko mengacaukan sel-sel saraf otak yang mengontrol berat badan. French fries juga mengandung garam, lemak trans dan lemak jenuh yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler. Pada 2006, American Journal of Clinical Nutrition memuat penelitian yang menyimpulkan kentang dan French fries meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Granola cokelat susu dengan kacang

Fakta: Dalam 1 potong granola bar berlapis cokelat (hanya 28 g) terdapat 150 kalori. Karbohidrat menyumbang 40 persen, yang setengahnya berasal dari gula tambahan. Kandungan lemaknya mencapai  52 persen dari jumlah kalori, dan 80 persennya adalah lemak jenuh. Proteinnya 10,8 g yang menghasilkan hanya 7,2 persen dari jumlah kalori.   

Pertimbangkan: Mengandung kalori yang tinggi hanya dari sepotong kecil. Konsumsi lemak jenuh bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler. Meski terdapat protein, kandungan granola cokelat ini tidak banyak mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh. musti ditambah dari sumber protein lainnya.

Minuman bersoda

Fakta: sekaleng minuman bersoda 355-470 ml mengandung 128 kalori. Sebanyak 127 kalori kalori berasal dari karbohidrat. Tidak ada zat gizi penting yang membantu tumbuh kembang anak dalam sekaleng soda.

Pertimbangkan:  Kandungan gula yang tinggi membuat anak merasa kenyang namun sebenarnya tidak mendapatkan zat gizi. Penelitian dalam International Journal of Clinical Practice menyebutkan bahwa minuman soda juga dapat melemahkan otot serta tulang.  

Ada minuman bersoda yang mengandung 35 mg kafein, sama dengan batasan asupan kafein untuk anak per hari. American Psychological Association menyatakan bahwa konsumsi kafein dalam jangka panjang akan meningkatkan kecemasan dan gangguan tidur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement