Ahad 21 Sep 2025 15:36 WIB

Film Bertema Palestina The Sea Terpilih Jadi Perwakilan Israel di Oscar 2026

Kemenangan film ini di Ophir Awards menuai kritik dari Menteri Kebudayaan Israel.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Salah satu adegan di film The Sea. Film ini terpilih mewakili Israel di Oscar 2026.
Foto: Dok. Majdal Films
Salah satu adegan di film The Sea. Film ini terpilih mewakili Israel di Oscar 2026.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film bertema Palestina berjudul The Sea meraih penghargaan dalam ajang Ophir Awards, penghargaan film nasional Israel. Film ini meraih Film Terbaik di Ophir Awards, yang menjadikannya wakil resmi Israel untuk kategori film internasional di ajang Academy Awards (Oscar) 2026.

The Sea menceritakan kisah Khaled, bocah laki-laki berusia 12 tahun dari wilayah pendudukan Tepi Barat, yang bercita-cita melihat laut untuk pertama kalinya. Namun ia ditolak masuk oleh tentara Israel di pos pemeriksaan saat mengikuti kunjungan sekolah ke Tel Aviv. Khaled kemudian memutuskan menyelinap masuk ke Israel. Di saat bersamaan, ayahnya yang merupakan pekerja ilegal di Israel berusaha menemukannya.

Baca Juga

Selain menjadi film terbaik, pemeran Khaled, Muhammad Gazawi yang masih berusia 13 tahun juga dinobatkan sebagai Aktor Terbaik. Hal ini menjadikannya pemenang termuda sepanjang sejarah penghargaan tersebut.

Dalam pidato saat menerima penghargaan, produser film Baher Agbariya mengatakan bahwa film The Sea mewakili hak setiap anak untuk hidup dalam damai. "Hidup damai adalah hak dasar setiap anak yang tidak akan pernah kami serahkan," kata Baher seperti dilansir laman BBC, Ahad (21/9/2025).

Namun kemenangan film ini menuai kritik dari Menteri Kebudayaan Israel, Miki Zohar. Dalam pernyataan di platform X, Zohar menyebut acara penghargaan tersebut sebagai tamparan keras bagi warga Israel.

"Tidak ada tamparan yang lebih keras bagi warga Israel selain upacara Ophir Awards tahun ini yang memalukan dan tidak adil," kata Zohar.

Zohar juga mengisyaratkan akan mencabut pendanaan negara untuk acara tersebut. Namun menurut media lokal, belum jelas apakah ia memiliki wewenang penuh untuk melakukannya.

Sementara itu, Ketua Akademi Film dan Televisi Israel, Assaf Amir menilai pemilihan The Sea sebagai pesan kemanusiaan di tengah konflik yang berkepanjangan. "Di tengah perang yang tak berkesudahan di Gaza, yang menimbulkan kematian dan kehancuran, kemampuan untuk melihat yang lain memberikan secercah harapan," kata Amir.

Kemenangan film ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap institusi seni dan budaya Israel. Ribuan sineas dan profesional industri film global telah menandatangani petisi menolak bekerja sama dengan lembaga film Israel yang dianggap terlibat dalam genosida.

Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Gaza usai serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan 251 orang lainnya disandera. Sejak itu, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 65 ribu warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel, dengan hampir setengah korban merupakan perempuan dan anak-anak. Pada pekan ini, Komisi Penyelidikan PBB menyatakan bahwa Israel telah melakukan kejahatan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement