REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang dokter mengunggah video, yang memperlihatkan hasil rontgen pasien yang setiap harinya hanya rebahan, di mana jantungnya membengkak akibat lemak yang menumpuk. Tidak hanya itu, hobi rebahan juga akan mempengaruhi tulang dan otot.
Spesialis Ortopedi, dr Aldico Sapardan mengatakan, aktivitas rebahan dalam waktu yang berlebihan memiliki dampak yang kurang baik bagi tulang dan otot. “Kurang bergerak atau sedentary lifestyle berkontribusi menghasilkan kualitas kesehatan yang buruk,” ucap dia saat dihubungi Republika.co.id, akhir pekan kemarin.
Ada beberapa dampak langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan rebahan. Efek paling tinggi adalah peningkatan BMI (body mass index) sehingga terjadi obesitas. Kebiasaan rebahan yang dilakukan lebih dari lima jam sehari di luar jam tidur, dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan.
Metabolisme tubuh akan menurun ketika kurangnya aktivitas fisik dan juga membuat tubuh lebih sulit untuk memecah gula dan lemak. Akibatnya, berat badan akan lebih rentan bertambah. Kelebihan berat badan dapat memberi tekanan pada tulang, dan tekanan itu bisa mempercepat kerusakan tulang.
“Prinsipnya adalah, semakin berat tubuh kita, maka kerja dari tulang dan sendi-sendi penopang tubuh kita juga akan semakin berat,” papar dr Aldico.
Dampak lain ketika rebahan terlalu lama, tubuh tidak menggunakan otot secara maksimal, sehingga berisiko kehilangan kekuatan dan daya tahan otot. Karena, otot mendukung serta memengaruhi kesehatan tulang. Kurangnya aktivitas olahraga tentu akan mengurangi kekuatan atau massa otot.
Kurangnya olahraga secara langsung bisa mempengaruhi kesehatan dan kekuatan tulang karena mengandung lebih sedikit mineral. Selain itu, kurang bergerak atau kurang olahraga juga bisa mempercepat kerusakan tulang dan membuatnya lebih rentan terhadap osteoporosis dan berbagai penyakit tulang lainnya.
Selain berdampak pada tulang....