REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Niki 'Enhypen' menuai kritik dari warganet Korea Selatan karena unggahan yang dia buat dianggap menyinggung hari kemerdekaan negara mereka. Meski Niki sudah meminta maaf, warganet Korea Selatan tampaknya tidak bisa menerimanya begitu saja.
Kontroversi ini bermula ketika Niki membuat unggahan di Weverse pada Kamis (29/2/2024). Dalam unggahan tersebut, Niki meminta para penggemarnya untuk tetap bertahan di esok hari.
"Selama kamu tetap bertahan besok (1 Maret 2024), setelahnya akan ada akhir pekan. Semangat Engene (penggemar Enhypen). Heh." tulis Niki sambil menyertakan sebuah foto pemandangan, seperti dilansir Koreaboo pada Jumat (1/3/24).
Para penggemar lalu memberi tahu Niki bahwa 1 Maret 2024 yang jatuh pada Jumat merupakan hari libur Nasional. Alasannya, 1 Maret adalah peringatan Hari Gerakan Kemerdekaan Korea Selatan. Oleh karena itu, para penggemar mengatakan bahwa mereka tidak perlu menunggu datangnya hari Sabtu untuk berakhir pekan.
"Ya, aku iri, heh," jawab Niki menanggapi sang penggemar.
Pada 1919, orang-orang Korea menggelar aksi protes bear pada 1 Maret untuk memperjuangkan kemerdekaan mereka melawan Kekaisaran Jepang. Melalui protes masif ini juga orang-orang Korea menyuarakan penentangan mereka terhadap asimilasi paksa.
Ada lebih dari seribu aksi demonstrasi yang berlangsung di berbagai penjuru Korea Selatan di hari itu. Ada sekitar 7.500 warga yang kehilangan nyawa mereka saat aksi protes masif tersebut berlangsung.
Setelah berhasil mendapatkan kemerdekaan pada 15 Agustus 1945, Korea Selatan menetapkan 1 Maret sebagai hari libur nasional untuk memperingati peristiwa bersejarah tersebut. Mengingat sejarahnya, peringatan Hari Gerakan Kemerdekaan ini memiliki signifikansi yang besar bagi warga Korea Selatan.
Mengingat Niki adalah idol yang berasal dari Jepang, sejumlah warganet merasa tidak nyaman dengan komentar Niki mengenai hari libur di Weverse.
Karena hingga saat ini, topik yang menyinggung soal penjajahan Jepang masih menjadi isu yang sensitif di Korea Selatan dan bisa dengan mudah menuai kecaman. Hal ini tak hanya berlaku bagi orang asing, tetapi juga warga Korea Selatan sendiri.