Senin 19 Feb 2024 19:06 WIB

Patahan Jarum Akupunktur Tertancap di Otak Pria Cina Selama 20 Tahun

Jarum akupunktur diduga patah saat terapi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Akupunktur (Ilustrasi). Seorang pria di Cina kedapatan memiliki patahan jarum akupunktur di otaknya.
Foto: EPA
Akupunktur (Ilustrasi). Seorang pria di Cina kedapatan memiliki patahan jarum akupunktur di otaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akupunktur adalah praktik pengobatan tradisional Cina yang melibatkan penusukan ratusan jarum kecil ke titik-titik tertentu di tubuh. Tindakan ini ditujukan untuk merangsang energi, yang dikenal sebagai "qi".

Dilansir Daily Mail, Senin (19/2/2024), para ahli akupunktur mengatakan metode ini dapat membantu menghilangkan rasa sakit, mengurangi stres, dan bahkan memantu pemulihan sendi-sendi dengan membantu menstimulasi saraf-saraf dan aliran darah di area yang menerima perawatan. Namun, bukti ilmiah mengenai metode ini belum meyakinkan, hanya beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa akupunktur bermanfaat bagi pasien.

Baca Juga

Mengenai praktik pengobatan tradisional Cina yang melibatkan ratusan jarum kecil itu, seorang pasien berusia 74 tahun kedapatan memiliki jarum berwarna emas dan agak runcing sepanjang setengah inci atau sekitar 1,27 cm yang bersarang di dalam arteri di dalam otaknya.

Jarum kecil itu mengalir melalui otak di belakang mata kanan, yang disebut arteri serebral tengah kanan. Jarum tersebut kemungkinan patah selama perawatan akupunktur dan kemudian terbawa ke arteri di belakang mata.

Tidak jelas apa yang menyebabkan pecahnya tulang tersebut. Namun, hal ini kemungkinan disebabkan oleh terjatuh, benturan tajam di kepala, atau karena posisi jarum yang bergeser di tengkorak.

Pria asal Sichuan, Cina, itu dilarikan ke dokter satu jam setelah masalah ingatannya muncul. Awalnya, keluarganya khawatir dia menderita aneurisma, tapi hasil scan menunjukkan adanya jarum di otaknya dan juga pendarahan.

Keluarganya mengatakan jarum tersebut kemungkinan sudah ada di sana selama dua dekade. Seingat mereka, dia hanya pernah menjalani akupunktur pada 2000-an untuk mengatasi migrain berkepanjangan.

Untuk menyingkirkan jarum tersebut, para dokter terlebih dahulu membuka sebagian tengkoraknya dalam prosedur yang disebut kraniotomi untuk mengakses otaknya. Mereka kemudian memotong durameter atau lapisan luar otak yang tebal, dan menggunakan mikroskop bedah untuk menyusuri otak menuju jarum, menghindari arteri dan struktur vital.

Jarum kemudian disingkirkan. Pembuluh darah yang pecah ditutup menggunakan klip logam yang sangat kecil untuk menutup bagian pembuluh yang pecah.

Setelah operasi, pria tersebut awalnya pulih dengan baik, dan ventilatornya dilepas 10 hari kemudian. Hanya saja, dia kemudian mengalami infeksi paru-paru saat berada di rumah sakit dan meninggal tiga pekan setelah operasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement