Jumat 09 Feb 2024 19:40 WIB

Kehadiran Suami Sangat Penting Saat Istri Melahirkan, Psikolog Sarankan Ada Cuti Ayah

Dengan cuti, suami dapat mendampingi istri saat persalinan dan bantu pekerjaan rumah.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Friska Yolandha
Ayah menjaga anak sambil bekerja (ilustrasi). Cuti ayah sangat bermanfaat baik bagi ayah maupun bagi ibu yang baru melahirkan.
Foto: Freepik
Ayah menjaga anak sambil bekerja (ilustrasi). Cuti ayah sangat bermanfaat baik bagi ayah maupun bagi ibu yang baru melahirkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbincangan tentang penting tidaknya "cuti ayah" atau paternity leave bagi karyawan lelaki yang istrinya melahirkan cukup mengemuka di media sosial. Sebagian warganet menganggap hal tersebut akan sangat bermanfaat jika diberlakukan, tapi masih ada juga yang mencibir.

Bagaimana dari sudut pandang psikologi? Psikolog anak, remaja, dan keluarga Sani Budiantini Hermawan menganggap cuti ayah sebagai sesuatu yang sangat penting. Suami diharapkan bisa mendampingi istrinya saat melahirkan dan juga pascamelahirkan.

Baca Juga

"Saya pikir cuti ayah penting untuk menunjukkan kontribusi atau peran ayah terhadap istri dan anaknya. Mungkin tidak perlu selama istri, tapi perlu dipikirkan dan dipertimbangkan di kantor untuk mendapat fasilitas ini," kata Sani kepada Republika.co.id, Jumat (9/2/2024).

Dengan mendapat cuti ayah, seorang lelaki akan leluasa mendampingi istri saat persalinan. Begitu juga, ketika bayi sudah lahir dan membutuhkan perhatian serta perawatan. Suami bisa meringankan beban istri dengan bekerja sama mengerjakan berbagai hal.

Inisiatif suami membantu istrinya dalam merawat anak bersama akan berdampak baik bagi tumbuh kembang anak sekaligus untuk aspek psikis istri. Sebagai ibu, berbagai beban merawat anak tidak sepenuhnya ditimpakan kepadanya, tapi juga ada kolaborasi baik dengan suami. 

Sani yang merupakan Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani pun menjelaskan mengapa dukungan suami di momen istri melahirkan amat krusial secara psikologis. Dengan adanya dukungan suami berupa kehadiran dan pendampingan, itu akan membuat istri memiliki kekuatan menghadapi kelahiran.

Sani mengatakan, perlu tidaknya suami masuk ke ruang persalinan tergantung pada berbagai kondisi. Sebab, ada pria yang tak siap dan justru bisa mengalami masalah psikologis apabila dipaksakan. Selain itu, apabila suami berhalangan mendampingi secara fisik karena berada di luar kota atau ada kewajiban bertugas, pendampingan bisa juga melalui panggilan telepon atau panggilan video.

"Bentuk dukungan bukan hanya kehadiran, tapi juga secara verbal dan dukungan psikologis. Rangkul dan beri kekuatan pada istri, dampingi supaya tenang menghadapi kelahiran," ucap Sani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement