Selasa 23 Jan 2024 16:59 WIB

Pakar: Secondhand Embarrassment Terjadi karena Sifat Dasar Manusia

Secondhand embarrassment terjadi ketika mereka menyaksikan sesuatu yang memalukan.

Stres (ilustrasi). Secondhand embarrassment biasanya terjadi ketika mereka menyaksikan sesuatu yang dianggap memalukan atau canggung. Hal-hal memalukan dan canggung ini bisa dianggap sebagai stresor u
Foto:

Kasandra menyarankan jika mengalami kondisi secondhand embarrassment akibat kejadian memalukan yang dilakukan orang lain, cara menyikapinya adalah menyadari bahwa perasaan tersebut normal dan tidak menyalahkan diri sendiri atau merasa terbebani dengan perasaan tersebut. 

"Penting untuk mengakui dan mengenali perasaan secondhand embarrassment yang kita rasakan. Sadari bahwa perasaan ini normal dan bahwa banyak orang juga mengalaminya. Jangan menyalahkan diri sendiri atau merasa terlalu terbebani dengan perasaan tersebut," tulisnya.

Hal lain yang bisa dilakukan agar perasaan tersebut tidak menjadi beban adalah menjaga perspektif atau pandangan bahwa kejadian tersebut tidak terjadi pada diri sendiri. Melihat dengan sudut pandang lebih objektif juga bisa membuat kita tidak terlalu memberi perhatian pada perasaan malu tersebut.

Selain itu, coba lihat dari sisi humor dan alihkan perhatian pada sisi positif dari kejadian memalukan tersebut.

"Alihkan perhatian kita pada hal-hal yang positif atau menyenangkan yang terjadi di sekitar kita. Fokus pada hal-hal yang baik dapat membantu mengurangi perasaan malu yang tidak langsung," kata pemilik klinik Kasandra & Associates ini.

Berbicara dengan orang lain tentang perasaan secondhand embarrassment yang dirasakan juga dapat membantu mengurangi beban emosional. Ia mengatakan orang lain mungkin juga telah mengalami situasi serupa sehingga dengan berbagai dapat memberikan perspektif atau dukungan yang diperlukan.

Jika yang mengalami kejadian tidak nyaman adalah orang yang dikenal, coba pahami situasi dan tunjukkan empati dengan tidak mengolok-olok kejadian memalukan tersebut kepada yang bersangkutan.

 

"Jika perasaan malu yang tidak langsung berlanjut dalam pikiran kita, berikan diri kita waktu untuk memprosesnya. Setiap orang memiliki waktu yang berbeda untuk mengatasi perasaan ini, jadi bersabarlah dengan diri sendiri," tutup Kasandra Putranto.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement