Jumat 17 May 2024 00:06 WIB

Enam Persen Orang Dewasa di Inggris Terdiagnosis Alergi Makanan

Di Inggris, beberapa jenis kacang menjadi yang paling mungkin menyebabkan alergi.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Seseorang mengalami alergi (ilustrasi). Sekitar 6 persen orang dewasa yang tinggal di Inggris didiagnosis mengidap alergi makanan.
Foto: www.freepik.com
Seseorang mengalami alergi (ilustrasi). Sekitar 6 persen orang dewasa yang tinggal di Inggris didiagnosis mengidap alergi makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian yang dilakukan oleh pengawas keamanan pangan di Inggris menemukan, sekitar enam persen orang dewasa yang tinggal di negara tersebut didiagnosis mengidap alergi makanan. Itu setara dengan 2,4 juta orang.

Dikutip dari laman ITV, Kamis (16/5/2024), penelitian dilakukan oleh Patterns and Prevalence of Adult Food Allergy (PAFA) di bawah naungan Food Standards Agency (FSA). Lebih dari 30 persen orang dewasa mengatakan mereka memiliki gejala hipersensitivitas terhadap makanan.

Baca Juga

Hipersensitivitas berarti reaksi berlebihan yang tidak menyenangkan terhadap makanan tertentu, dan bisa termasuk alergi, intoleransi, dan penyakit celiac. Selain itu, orang yang memiliki beberapa alergi makanan, sering kali dikaitkan dengan alergi terhadap serbuk sari dari pohon tertentu.

Di Inggris, kacang tanah, hazelnut, walnut, dan almond adalah makanan yang paling mungkin menyebabkan reaksi alergi. Orang-orang juga melaporkan alergi terhadap buah-buahan, seperti apel, persik, dan kiwi. Namun laporan tersebut menyimpulkan bahwa alergi terhadap susu, ikan, udang, dan kerang jarang terjadi.

Kebanyakan orang dewasa yang mengidap alergi makanan mengembangkan kondisi itu sejak masa kanak-kanak, namun 70 persen mengatakan alergi dimulai saat mereka dewasa. Bukti lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana faktor lingkungan, termasuk polusi, perubahan iklim dan lingkungan perkotaan, dapat memicu alergi makanan.

Alergi tidak boleh disepelekan, sebab reaksi alergi yang parah bisa menyebabkan kematian. Salah satu pendiri The Natasha Allergy Research Foundation, Nadim Ednan-Laperouse, mengatakan hasil penelitian itu sangat signifikan. "Angka baru FSA ini belum memperhitungkan anak-anak, yang umumnya memiliki tingkat alergi makanan dua kali lipat dibandingkan orang dewasa," kata Ednan-Laperouse.

Kepala penasihat ilmiah FSA, profesor Robin May, mengatakan laporan PAFA sangat penting dalam membantu mengidentifikasi bagaimana alergi makanan berevolusi sejak masa kanak-kanak hingga dewasa. Temuan itu juga memberikan wawasan penting mengenai hubungan antara jenis makanan tertentu dan persistensi alergi pada makanan di usia dewasa.

"Melalui penelitian ini, kita dapat melihat pola seperti munculnya alergi nabati yang mempengaruhi lebih banyak orang di masa dewasa, hal ini penting untuk kita pertimbangkan karena kita telah melihat sistem pangan beralih ke pola makan nabati dan protein alternatif," ujar May.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement