Kamis 14 Dec 2023 21:53 WIB

Ini Adaptasi Film yang Disukai Penulis Asli Bukunya

Beberapa penulis mengapresiasi pengembangan yang dilakukan film.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha
How To Train Your Dragon.
Foto: ist
How To Train Your Dragon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adaptasi film sering kali kesulitan untuk menyesuaikan dengan buku atau novel yang menjadi latar belakang inspirasi. Namun dalam kasus yang jarang terjadi, para penulis buku malah lebih menyukai penyegaran yang dilakukan di adaptasi film. 

Cressida Cowell mengapresiasi penambahan karakter wanita dalam film How to Train Your Dragon yang selama ini ia kurang disorot dalam bukunya. Atau Chuck Palahniuk merasa bahwa plot sederhana dari film Fight Club menciptakan hubungan yang tidak pernah terpikirkan olehnya dalam buku yang ia tulis.

Baca Juga

Jadi meski adaptasi film atau TV jarang bisa menyamai idealisme buku yang menjadi dasarnya, namun ada kalanya bahkan penulis asli lebih menyukai film-nya.

Beberapa adaptasi dari buku ke layar seperti How to Train Your Dragon, Game of Thrones, The Hunger Games, dan The Devil Wears Prada mampu memberikan kesan yang baik kepada penonton dan penulis aslinya.

Berikut lima film lain yang mendapat pujian dari penulis bukunya, seperti dikutip dari Screen Rant, Rabu (13/12/2023).

1. Meg Cabot, The Princess Diaries 

The Princess Diaries adalah adaptasi buku yang menghasilkan perubahan signifikan berkat aktor ikonik. Dalam buku karya Meg Cabot ini, karakter nenek Mia tidak begitu menonjol, dan hubungan sang putri dengan ayahnya menjadi pusat perhatian. Namun, karena produser film berharap agar Julie Andrews terlibat dalam proyek tersebut, mereka ingin membunuh ayah Mia agar Ratu Clarisse Renaldi bisa menjadi pusat perhatian. Meg Cabot pun menyukai ide itu.

Buku ini diadaptasi jadi film pada 2001. 

2. Lauren Weisberger, Devil Wears Prada

Diadaptasi tahun 2006. Berdasarkan novel Lauren Weisberger, The Devil Wears Prada dibintangi oleh Anne Hathaway sebagai Andrea Sachs, seorang jurnalis yang bercita-cita tinggi. Setelah mendapatkan pekerjaan di tempat perancang busana papan atas New York Miranda Priestly, ia semakin tertarik ke dunia mode yang kejam. Dalam novel karya Lauren Weisberger, Miranda Priestly hanyalah seorang wanita jahat, tanpa kualitas atau lapisan kepribadian yang membuatnya tampak seperti orang sungguhan. Tapi dalam film, dia jauh lebih dinamis. 

(Lanjut ke halaman sebelah....)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement